SYALOM

SYALOM..KARENA BAGIKU HIDUP ADALAH KRISTUS DAN MATI ADALAH KEUNTUNGAN (FILIPI. 1:21)

Jumat, 25 Oktober 2013

MISKIN NAMUN MEMPERKAYA BANYAK ORANG (Minggu, 27 Oktober 2013)

MISKIN NAMUN MEMPERKAYA BANYAK ORANG (Minggu, 27 Oktober 2013)
II Korintus 6:1-10

Ada kata bijak mengatakan “Kekayaan tidak diukur dari seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa banyak yang dapat kita bagikan.” Artinya, bahwa yang berpunya belum tentu kaya, bila ia belum bias berbagi. Demikian pun orang miskin, belumlah miskin dalam arti sesungguhnya bila ia masih mampu berbagi. Benar begitu saudara? Bagaimana dalam kenyataan yang terjadi di sekitar kita? bukankah kita sering menyaksikan bahwa ternyata sebagian orang terlalu serakah, sehingga memperkaya diri sendiri dengan tidak mengindahkan hukum? Bukankah banyak juga orang berpunya malah merasa kurang sehingga berupaya lebih memperkaya diri sendiri dengan korupsi, dan juga dengan merusak lingkungan hidup? Sehingga mengakibatkan banyak orang lain menjadi sengsara dan miskin karena ulah mereka?

Lalu tentang miskin? Benarkah bahwa “miskin” selalu berkonotasi negative, selalu digeneralisir menjadi sebuah adagium bahwa kemiskinan menciptakan kejahatan? Namun ternyata tidak selamanya dan tidak sepenuhnya adagium tersebut membuktikan kebenarannya. Kriminalitas dan berbagai bentuk kejahatan serta pelanggaran hukum tidak berbanding lurus dengan status sosial seseorang. Kemiskinan tidak selalu menghasilkan kejahatan. Kekayaan tidak selalu menghasilkan orang yang baik. Coba simak salah satu kisah nyata berikut ini.

Di Tianjin, Cina adalah seorangbernama Bai Fang Li. Ia bukanlah orang yang berkelimpahan harta. Li adalah kakek yang miskin secara materi, tetapi punya hati yang luar biasa kaya. Kemiskinan tidak membuatnya punya alasan untuk memberi. Ia terpanggil untuk memberi sumbangan kepada sekolah-sekolah dan universitas di kotanya untuk menolong lebih dari 300 anak miskin agar mampu memperoleh pendidikan demi masa depan mereka. Selama 20 tahun ia menggenjot becaknya demi memperoleh uang agar bisa menambah jumlah sumbangannya.

Ia memilih hidup secukupnya agar bisa semakin banyak memberi. Makan siangnya hanyalah dua buah kue kismis dan air tawar, sedang malamnya ia hanya makan sepotong daging atau sebutir telur. Baju yang ia kenakan diambil dari tempat sampah, jika mendapat beberapa helai pakaian itu sudah merupakan suatu kemewahan. Li menarik becak tanpa henti, 365 hari setahun tanp peduli kondisi cuaca. Baik ketika salju turun atau panas terik menyengat, dia terus mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi hingga jam 8 malam. "Tidak apa-apa saya menderita",tetapi biarlah anak-anak yang miskin itu dapat bersekolah" katanya.
Ketika usianya menginjak 90 tahun, ia tahu ia tidak mampu lagi mengayuh becaknya. Tabungan terakhirnya berjumlah 500 yuan atau sekitar Rp 650.000, dan semuanya ia sumbangkan ke sekolah Yao Hua. Dia berkata, "Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin terakhir yang dapat saya sumbangkan.." Dan semua guru disana pun menangis.

Tiga tahun kemudian, Bai Fang Li wafat dan dikatakan meninggal dalam kemiskinan. Tetapi lihatlah dibalik kemiskinannya itu ia telah menyumbang 350.000 yuan secara total, atau sekitar Rp 455 juta rupiah selama hidupnya. Ia membaktikan hidupnya secara penuh demi membantu anak-anak miskin yang tidak sanggup sekolah. Sebuah kisah inspiratif yang sungguh mengharukan.
Miskin secara finansial, belum tentu tidak dapat berbuat apa-apa, juga bagi sesama, pelayanan, dan untuk kemuliaan nama Tuhan. Rasul Paul menuliskan, “sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.” (ay. 10). Orang miskin masih bisa memperkaya orang lain. Dengan apa? Dengan kejujuran, kebaikan, kesalehan, dan keikhlasan. Ya, selama kita masih memiliki sesuatu yang dapat diberikan pada dunia yaitu kebajikan dan sikap hidup yang jujur, berkepribadian, bekerja keras sebagaimana pengejawantahan prinsip dan nilai-nilai religius.

Penderitaan dan pergumulan memang sudah menjadi bagian yang tak terelakkan dalam hidup kita, tetapi alangkah berbahagianya kita, apabila dalam keadaan seperti itu, kita bisa tetap merasa sukacita dan tetap menjadi berkat bagi sesama kita. Kehidupan dapat menjadi berkat, tidak tergantung keadaan kita sedang dalam kesesakan, penderitaan atau pergumulan. Sebab apalah artinya seseorang berpunya atau memiliki segalanya, namun miskin dalam berbagi kepada sesamanya? Dan apakah istimewanya jika orang merasa kaya akan iman namun miskin dalam bidang sosial kehidupan? Amin!
MISKIN NAMUN MEMPERKAYA BANYAK ORANG (Minggu, 27 Oktober 2013)

II Korintus 6:1-10

Ada kata bijak mengatakan “Kekayaan tidak diukur dari seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa banyak yang dapat kita bagikan.”  Artinya, bahwa yang berpunya belum tentu kaya, bila ia belum bias berbagi. Demikian pun orang miskin, belumlah miskin dalam arti sesungguhnya bila ia masih mampu berbagi. Benar begitu saudara? Bagaimana dalam kenyataan yang terjadi di sekitar kita? bukankah kita sering menyaksikan bahwa ternyata sebagian orang terlalu serakah, sehingga memperkaya diri sendiri dengan tidak mengindahkan hukum?  Bukankah banyak juga orang berpunya malah merasa kurang sehingga berupaya lebih memperkaya diri sendiri dengan korupsi, dan juga dengan merusak lingkungan hidup?  Sehingga mengakibatkan banyak orang lain menjadi sengsara dan miskin karena ulah mereka?  

Lalu tentang miskin? Benarkah bahwa “miskin” selalu berkonotasi negative, selalu digeneralisir menjadi sebuah adagium bahwa kemiskinan menciptakan kejahatan? Namun ternyata tidak selamanya dan tidak sepenuhnya adagium tersebut membuktikan kebenarannya. Kriminalitas dan berbagai bentuk kejahatan serta pelanggaran hukum tidak berbanding lurus dengan status sosial seseorang. Kemiskinan tidak selalu menghasilkan kejahatan. Kekayaan tidak selalu menghasilkan orang yang baik. Coba simak salah satu kisah nyata berikut ini.

Di Tianjin, Cina adalah seorangbernama Bai Fang Li. Ia bukanlah orang yang berkelimpahan harta. Li adalah kakek yang miskin secara materi, tetapi punya hati yang luar biasa kaya. Kemiskinan tidak membuatnya punya alasan untuk memberi. Ia terpanggil untuk memberi sumbangan kepada sekolah-sekolah dan universitas di kotanya untuk menolong lebih dari 300 anak miskin agar mampu memperoleh pendidikan demi masa depan mereka. Selama 20 tahun ia menggenjot becaknya demi memperoleh uang agar bisa menambah jumlah sumbangannya. 

Ia memilih hidup secukupnya agar bisa semakin banyak memberi. Makan siangnya hanyalah dua buah kue kismis dan air tawar, sedang malamnya ia hanya makan sepotong daging atau sebutir telur. Baju yang ia kenakan diambil dari tempat sampah, jika mendapat beberapa helai pakaian itu sudah merupakan suatu kemewahan. Li menarik becak tanpa henti, 365 hari setahun tanp peduli kondisi cuaca. Baik ketika salju turun atau panas terik menyengat, dia terus mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi hingga jam 8 malam. "Tidak apa-apa saya menderita",tetapi biarlah anak-anak yang miskin itu dapat bersekolah" katanya. 
Ketika usianya menginjak 90 tahun, ia tahu ia tidak mampu lagi mengayuh becaknya. Tabungan terakhirnya berjumlah 500 yuan atau sekitar Rp 650.000, dan semuanya ia sumbangkan ke sekolah Yao Hua. Dia berkata, "Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin terakhir yang dapat saya sumbangkan.." Dan semua guru disana pun menangis. 

Tiga tahun kemudian, Bai Fang Li wafat dan dikatakan meninggal dalam kemiskinan. Tetapi lihatlah dibalik kemiskinannya itu ia telah menyumbang 350.000 yuan secara total, atau sekitar Rp 455 juta rupiah selama hidupnya. Ia membaktikan hidupnya secara penuh demi membantu anak-anak miskin yang tidak sanggup sekolah. Sebuah kisah inspiratif yang sungguh mengharukan.
Miskin secara finansial, belum tentu tidak dapat berbuat apa-apa, juga bagi sesama, pelayanan, dan untuk kemuliaan nama Tuhan. Rasul Paul menuliskan, “sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.” (ay. 10). Orang miskin masih bisa memperkaya orang lain. Dengan apa? Dengan kejujuran, kebaikan, kesalehan, dan keikhlasan. Ya, selama kita masih memiliki sesuatu yang dapat diberikan pada dunia yaitu kebajikan dan sikap hidup yang jujur, berkepribadian, bekerja keras sebagaimana pengejawantahan prinsip dan nilai-nilai religius. 

Penderitaan dan pergumulan memang sudah menjadi bagian yang tak terelakkan dalam hidup kita, tetapi alangkah berbahagianya kita, apabila dalam keadaan seperti itu, kita bisa tetap merasa sukacita dan tetap menjadi berkat bagi sesama kita. Kehidupan dapat menjadi berkat, tidak tergantung keadaan kita sedang dalam kesesakan, penderitaan atau pergumulan. Sebab apalah artinya seseorang berpunya atau memiliki segalanya, namun miskin dalam berbagi kepada sesamanya? Dan apakah istimewanya jika orang merasa kaya akan iman namun miskin dalam bidang sosial kehidupan? Amin!
 

KETEKUNAN

KETEKUNAN (Sabtu, 26 Oktober 2013) Oleh Pdt. Kristinus Unting, M.Div

Ibrani 10:19-39

“Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.” Ibrani 10:36

Ketekunan seseorang tidak terjadi dengan sendirinya. Perlu ada upaya, kerja keras dan disiplin diri; dengan kata lan, ketekunan membutuhkan suatu proses yang panjangan.

Dunia saat ini banyak menawarkan hal-hal yang serba instan dan serba cepat. Kemudahan demi kemudahan ditawarkan di segala bidang kehidupan, dari mulai hal makanan yang cepat saja, perbankan yang menawarkan kemudahan memperoleh pinjaman uang atau modal, sampai jalan untuk menjadi artis atau orang terkenal secara instan ditawarkan melalui ajang lomba-lomba di televisi. Sungguh sangat menggiurkan! Pokoknya segala sesuatu yang serba instan dan cepat sedang dicari semua orang.

Begitu pula kita sebagai orang percaya. Kita menginginkan segala sesuatu dari Tuhan secara instan, dan tidak mau bersabar apalagi bertekun menanti-nantikan Dia. Akibatnya banyak orang Kristen mudah putus asa dan menyerah di tengah jalan karema masalah yang belum terselesaikan: kegagalan dalam mencari pekerjaan, sakit-penyakit yang belum juga sembuh dan lain-lain. Ketekunan adalah bentuk terpenting dari displin diri dan merupakan ukuran sebenarnya dari karakter kita, bagaimana kita berpegang teguh terhadap suatu pengharapan dan apa yang kita yakini.

Firman Tuhan selalu mengingatkan agar kita memiliki ketekunan dalam segala hal, karena ketekunan dan kesabaran adalah cara terbaik untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Alkitab menulis, “…ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Roma 5:4-5).

Sesulit dan seberat apapun keadaan kita saat ini, jangan berubah dan tetaplah bertekun di dalam Tuhan, “Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.” (Habakuk 2:3). Semua adalah bagian dari proses hidup kita! Ingat, Dia adalah Allah yang setia, Dia tidak pernah terlelap maupun tertidur. Amin!

http://saatteduh.wordpress.com/2008/07/29/ketekunan/

Pertobatan yang disertai dengan Sikap hati yang sungguh-sungguh


Pertobatan  yang disertai dengan Sikap hati yang sungguh-sungguh
(Yesaya 1:10-20)
Setelah mengkritik praktek pelaksanaan ibadat Israel, Yesaya juga menyerukan apa yang semestinya dilakukan oleh orang Israel. Yesaya menyerukan pertobatan bagi Israel, berbalik dari kejahatan-kejahatan yang mereka lakukan dan membersihkan diri dari dosa (ayat 16). Selain itu pertobatan mesti juga disertai dengan tindakan moral yang baik, yaitu melakukan perbuatan yang baik dengan memperjuangan keadilan sosial, dan memberi perhatian kepada kaum marginal (ayat 17). Dan Tuhan memberikan jaminan pengampunan dan penghapusan dosa kita yang mempercayakan hidup kita seutuhnya kepada Tuhan dan seberat apapun dosa kita  pasti Tuhan akan mengampuni bagi kita yang mau bertobat sungguh-sungguh di hadapan Tuhan. Bukan saja Yesaya menyerukan hal pertobatan tapi nabi Amos juga (Am 5:24) dan Mikha (6:8), Yesaya juga mengkontraskan antara praktek ibadat orang Israel  dengan keadilan dan kebenaran dalam kehidupan bangsa itu sendiri. Membasuh tangan yang berdarah adalah sebuah tindakan simbolik menyucikan diri secara moral dan kedalaman batin.  Namun, Pertobatan itu tidak hanya sebuah tindakan formalitas atau simbolik semata. Pertobatan itu harus dibuktikan dengan menjauhi segala yang jahat dalam tindakan yang berhubungan dengan lingkungan sosial dan hubungan-hubungan politis masyarakat. Tindakan konkret itu secara khusus berupa tindakan moral bagi  kaum tertindas, termasuk di antaranya para yatim dan janda-janda, bagian dari mereka yang kurang mampu dalam masyarakat Israel pada saat itu. Yesaya melihat betapa hancurnya keadilan (sisi sosial) dan kebenaran (sisi moral) yang ditinggalkan oleh bangsa Israel. Penindasan yang dilakukan oleh para penguasa negeri, diabaikannya masalah-masalah sosial seperti ketidakadilan dan kemiskinan, menjadi keprihatinan mendalam bagi Yesaya. Dalam kitab hukum Taurat, dosa ketidakadilan atau penindasan terhadap orang yatim dan para janda merupakan dosa yang berat, sehingga Tuhan menimpakan murka yang hebat bagi yang berbuat demikian (bdk. Kel 22:22-24). Masalah yang digambarkan oleh Yesaya ini juga terjadi di bangsa kita dan di gereja juga,,karena itu Yesaya bukan saja menyeruhkan pertobatan bagi bangsa Israel tapi juga bagi kita di Zaman ini juga.....pertobatan harus disertai dengan sikap yang sungguh lahir dari dalam hati kita bukan saya keluar dari mulut kita semata.
Bukan saja Yesaya menyeruhkan pertobatan tapi juga menyeruhkan tentang kekudusan hidup melalui pertobatan yang sungguh-sungguh. “Kuduslah kamu, sebab aku Tuhan Allahmu kudus” (bdk. Kel 19:5-6; Im 19: 2; 20: 7.26). Untuk dapat hidup kudus, Tuhan memberikan petunjuk dan aturan dalam Hukum Taurat. Namun yang menarik adalah, bahwa panggilan kekudusan itu, tidak hanya semata-mata ditempuh dengan hidup yang bebas dari kenajisan, melaksanakan ibadat , atau mempersembahkan kurban, namun mencakup keseluruhan aspek kehidupan kita. Kekudusan juga terungkap dalam perkawinan, dalam tindakan terhadap sesama dan harta miliknya, terutama terhadap kaum miskin dan orang asing yang tinggal di antara mereka. Yesaya dipanggil untuk mengingatkan akan  Keseimbangan antara Iman dan tindakan moral menjadi tekanan bagi Nubuat Yesaya. Untuk hidup Kudus maka, bangsa Israel tidak hanya dituntut untuk taat dan patuh menjalankan ungkapan iman yang dilakukan melalui peraturan ibadat dan ritual kurban, tapi terutama dengan memenuhi hukum-hukum yang lebih utama, yaitu perwujudan iman yang jelas dalam tindakan moral dan tindakan etis hidup sehari-hari. Caranya, menghindari perbuatan-perbuatan yang jahat, antara lain berkaitan dengan penindasan terhadap kaum yang lemah, yang rentan menjadi korban penindasan, seperti para janda, yatim piatu, orang miskin dan orang lemah...
Nah..renungan kita hari meningatkan bahwa ibadah yang benar yaitu ibadah yang di sertai dengan pertobatan yang sungguh-sungguh di hadapan Allah dengan penuh ketaatan kepadaNya..melalui refleksi iman yang benar di hadapan Allah. Amin......

33 Usul Pemekaran Masuk Prioritas (Radar Tarakan Online)

Jumat, 11 Oktober 2013

33 Usul Pemekaran Masuk Prioritas (Radar Tarakan Online)

WAKIL Ketua Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Kamaruddin menyebutkan, dari 65 usulan pemekaran yang sudah masuk Badan Legislasi (Baleg) DPR, sudah disepakati ada 33 usulan yang masuk prioritas. Usulan 33 pemekaran itu masuk gelombang pertama untuk segera dibahas.

"Rinciannya, 17 usulan pemekaran dari Papua dan Papua Barat, dan 16 dari daerah lain," ujar Kamaruddin yang juga Ketua Panja Pemekaran DPD RI di Jakarta, Kamis (10/10). Seperti diketahui, DPD punya kewenangan ikut membahas RUU pemekaran.

Enam belas usulan dari non Papua itu yakni: calon Kota Tahuna (Sulut), Kota Muara Bungo (Jambi), calon Kabupaten Maumere (NTT), Sekayan Raya (Kalbar), Kepulauan Kundur (Kepri), Talaud Selatan (Sulut), Banua Landjak (Kalbar), Lombok Selatan (NTB), Simalungun Hataran (Sumut), Bogor Barat (Jabar), Sukabumi Utara (Jabar), Renah Indojati (Sumbar), Kikim Area (Sumsel), Panipi (Gorontalo) . Sedangkan dua daerah lainnya adalah calon provinsi masing-masing Provinsi Sumbawa dan Tapanuli.

Dijelaskan, sisanya yang gagal masuk pembahasan tahap I, dikarenakan ada syarat yang belum terpenuhi. "Yang tidak masuk pembahasan itu, ada syarat yang belum dilengkapi," terangnya.

Namun demikian, pembahasan kelompok tahap II akan dilakukan setelah tahap I selesai, tetapi tidak sekarang. Kemungkinan besar, pembahasan atas DOB tahap II dilakukan pada periode DPR berikutnya, mengingat periode DPR saat ini tinggal beberapa bulan lagi berakhir.

Direncanakan, pembahasan DOB tahap I akan mulai dibahas usai reses DPR akhir Oktober mendatang. "Sisa usulan DOB yang belum masuk tahap I akan masuk pembahasan secara bertahap diperkirakan usai Pemilu 2014 mendatang," sebutnya. (esy/sam/jpnn/sur).

Daerah-daerah yang di mekarkan di dlam KBL (Kabupaten Benua Landjak Dan KApuas Raya..

Daerah-daerah yang di mekarkan di dlam KBL (Kabupaten Benua Landjak Dan KApuas Raya..
 
JAKARTA--- Calon kabupaten baru, Luwu Tengah (Luteng) dan Bone Selatan (Bonsel), ternyata belum dibahas. Dipastikan, tidak akan terbentuk tahun ini. Saat ini, pemerintah dan Badan Legislatif (Baleg) menyepakati pembahasan tambahan pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) yang telah diusulkan lagi oleh pemerintah daerah (pemda). Namun, dua calon kabupaten baru ini belum dibahas.
Wakil Ketua Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Kamaruddin menyebut ada 181 DOB yang diajukan kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) setelah diverifikasi.
Sedangkan di tingkat Komisi II, dari jumlah itu terdapat 65 calon DOB yang berhasil disaring dan diserahkan ke Baleg untuk diharmonisasi dan disingkronisasi bersama Komisi II, termasuk di dalamnya Kabupaten Bone Selatan. Ironisnya juga, ternyata Luteng tidak ada terdapat dalam 65 calon DOB tersebut.
Hasilnya, diputuskan untuk membahas secara bertahap 65 calon DOB kedalam tiga tahap pembahasan. Namun sayang, untuk tahap pertama pembahasan DOB calon Kabupaten Luteng dan Bone Selatan tidak masualan.
Calon daerah yang lolos dalam pembahasan tahap pertama, yakni: calon Kota Tahuna (Sulut), Kota Muara Bungo (Jambi), calon Kabupaten Maumere (NTT), Sekayan Raya (Kalbar), Kepulauan Kundur (Kepri), Talaud Selatan (Sulut), Banua Landjak (Kalbar), Lombok Selatan (NTB), Simalungun Hataran (Sumut), Bogor Barat (Jabar), Sukabumi Utara (Jabar), Renah Indojati (Sumbar), Panipi (Gorontalo), Kikim Area (Sumsel). Sedangkan dua daerah lainnya adalah calon priovinsi msing-masing Provinsi Sumbawa dan Tapanuli.
''Untuk Bone Selatan termasuk Luteng masuk dipembahasan tahap II, tidak masuk dalam pembahasan prioritas ditahap I ini,'' ujarnya. Kamaruddin yang juga Ketua Panja Pemekaran DPD RI, usai menghadiri rapat tertutup pembahasan DOB bersama Komisi II DPR dan Kemendagri diruang rapat Komisi II, Senayan, Jakarta, Rabu (9/10).
Menurutnya, 33 calon DOB dari 181 daerah yang diusulkan memenuhi syarat termasuk dalam tahap I. Terdiri atas 16 RUU DOB non-papua sebagaimana disebutkan di atas dan 17 RUU dari Papua dan Papua Barat.
Sementara sisanya yang gagal masuk pembahasan tahap I, dikarenakan ada syarat yang belum terpenuhi. ''Yang tidak masuk pembahasan itu, ada syarat yang belum dilengkapi,'' terangnya lagi.
Namun demikian, pembahasan kelompok tahap II akan dilakukan setelah tahap I selesai, tetapi tidak sekarang. Kemungkinan besar prediksinya, pembahasan atas DOB tahap II dilakukan pada periode DPR berikutnya, mengingat periode DPR saat ini tinggal beberapa bulan lagi berakhir.
Direncanakan, pembahasan DOB tahap I akan mulai dibahas usai reses DPR akhir Oktober mendatang. ''Sisa usulan DOB yang belum masuk tahap I akan masuk pembahasan secara bertahap diperkirakan usai Pemilu 2014 mendatang,'' sebutnya.
Sebelumnya Mendagri, Gamawan Fauzi mengatakan Kemendagri akan memperketat untuk menyetujui usualan DOB. Sebab, calon DOB harus diujicobakan selama 3 tahun sebelum diotonomikan. Karena sejauh ini dari Evaluasi Pelaksanaan Pemda yang dilakukan Kemendagri, hanya 30 persenya DOB yang dinilai berhasil. Selebihnya dinilai gagal.
''Dalam revisi undang-undang tentang Pemda, diusulkan harus ada daerag persiapan. Jadi jangan begitu dimekarkan, dia (DOB) langsung otonom,'' ujarnya.
Hal itu juga telah masuk dalam rencan besat (grand design) Pemerintah Daerah yang dibentuk pemerintah. Bahkan ada kajian dari Kemendagri yang akan menggabungkan daerah otonomi yang dinilai gagal kembali ke daerah induk.
''Memang ada opsi tersebut, namun secara politis agak sulit diwujudkan. Bahkan dalam grand design ada penyesuan nama daerah. Bukan hanya pemekaran atau penggabungan, tp bisa saja jika suatu daerah lebih cocok masuk provinsi yang mana,'' ungkapnya.(fmc)

Calon Daerah yang Dibahas Tahap Pertama:

Kabupaten/Kota

* Kota Tahuna (Sulut)
* Kota Muara Bungo (Jambi)
* Kabupaten Maumere (NTT)
* Sekayan Raya (Kalbar)
* Kepulauan Kundur (Kepri)
* Talaud Selatan (Sulut)
* Banua Landjak (Kalbar)
* Lombok Selatan (NTB)
* Simalungun Hataran (Sumut)
* Bogor Barat (Jabar)
* Sukabumi Utara (Jabar)
* Renah Indojati (Sumbar)
* Panipi (Gorontalo)
* Kikim Area (Sumsel).

Calon Priovinsi
* Provinsi Sumbawa
* Provinsi Tapanuli

Daftar 65 DOB Hasil Penjaringan Komisi II DPR RI:

1.Kabupaten simalungun Hataran, Provinsi Sumatera Utara
2.Kabupaten Pantai Barat Mandailing, Provinsi Sumut
3.Kabupaten Kepulauan Kundur, Provinsi Kepri
4.Kabupaten Renah Indra Jati, Provinsi Sumbar
5.Kota Muara Bungo, Propinsi Jambi
6.Kabupaten Lembak, Provinsi Bengkulu
7.Kabupaten Bigi Mmaria, Propinsi Sumsel
8.Kabupaten Pantai Timur, Propinsi Sumsel
9.Kabupaten Bogor Barat, Provinsi Jabar
10.Kabupaten Garut Selatan, Propinsi Jabar
11.Kabupaten Suka Bumi Utara, Propinsi Jabar
12.Kabupaten Sekayam Raya, Propinsi Kalbar
13.Kabupaten Banua Banjak, Propinsi Kalbar
14.Kabupaten Berau Pesisir Selatan, Propinsi Kaltim
15.Kabupaten Paser Selatan, Propinsi Kaltim
16.Kota Tahuna, Provinsi Sulut
17.Kabupaten Talaut Selatan, Propinsi Sulut
18.Kota Langoa, Propinsi Sulut
19.Kabupaten Bone Selatan,Propinsi Sulsel
20.Kabupaten Bolio Huto, Propinsi Gorontalo
21.Kabupaten Panipi, Propinsi Gorontalo
22.Kabupaten Gorontalo Barat, Propinsi Gorontalo
23.Kabupaten Lombok Selatan, Propinsi NTB
24.Kabupaten Adonara, Propinsi NTT
25.Kota Maumere, Propinsi NTT
26.Kabupaten Wasile, Propinsi Malut
27.Kabupaten Kepulauan Obi, Propinsi Malut
28. Kabupaten Gili menawa pemekaran dari Kabupaten Jayapura Propinsi Papua
29. Kabupaten Moyo pemekaran dari Kabupaten Boven Digul Propinsi Papua
30. Kota merauke pemekaran dari Kabupaten Merauke pemekaran dari Kabupaten Papua
31. Kabupaten Balin Senter pemekaran dari Kabupaten Tolikara dan Kabupaten Leni Jaya Propinsi Papua
32. Kabupaten Boboga pemekaran dari Kabupaten Tolikara Propinsi Papua
33. Kabupaten Puncak Trikora pemekaran dari Kabupaten Leni Jaya Propinsi Papua
34. Kabupaten Muara Digul pemekaran dari Kabupaten Mapi Propinsi Papua
35. Kabupaten Admi Korbay pemekaran dari Kabupaten Mapi Propinsi Papua
36. Kabupaten Katengban pemekaran dari Kabupaten Pegunungan Bintang Propinsi Papua
37. Kota Lembah Balin pemekaran dari Kabupaten Jaya Wijaya Propinsi Papua
38. Kabupaten Okika pemekaran dari Kabupaten Jaya Wijaya Propinsi Papua
39. Kabupaten Yafen Barat Utara pemekaran dari Kabupaten Kepualaun Yapen Propinsi Papua
40. Kabupaten Yapen Timur pemekaran dari Kabupaten Kepualauan Yapen Propinsi Papua
41. Kabupaten Pulau Numfor pemekaran dari Kabupaten Biak Numfor Propinsi Papua
42. Kabupaten Yalimek pemekaran dari Kabupaten Yahukimo Propinsi Papua
43. Kabupaten Yahukimo Barat Pegunungan Ser pemekaran dari Kabupaten Yahukimo Propinsi Papua
44. Kabupaten Mambera Hulu pemekaran dari Kabupaten Yahukimo Propinsi Papua
45. Kabupaten Yahukimo Barat Daya pemekaran dari Kabupaten Yahukimo PropinsiPapua
46. Kabupaten Yahukimo Timur pemekaran dari Kabupaten Yahukimo Propinsi
47. Kabupaten Yahukimo Utara pemekaran dari Kabupaten Yahukimo Propinsi Papua
48. Kabupaten Gondumisisare pemekaran dari Kabupaten Waropen Propinsi Papua
49. Kabupaten Malamoy pemekaran dari Kabupaten Sorong Propinsi Papua Barat
50. Kabupaten Maibratsau pemekaran dari Kabupaten Sorong Propinsi Papua Barat.
51. Kabupaten Raja Ampat Utara pemekaran dari Kabupaten Raja Ampat Propinsi Papua Barat
52. Kabupaten Raja Ampat Selatan pemekaran dari Kabupaten Raja Ampat Propinsi Papua Barat
53. Kabupaten Raja Maskona pemekaran dari Kabupaten Teluk Bintuni Propinsi Papua Barat
54. Kabupaten Okas pemekaran dari Kabupaten Fak Fak Propinsi Papua Barat
55. Kabupaten Kota Manokwari pemekaran dari Kabupaten Manokwari Propinsi Papua Barat
56. Kabupaten Manokwari Barat pemekaran dari Kabupaten Manokwari Propinsi Papua Barat.
57. Kabupaten Imeo pemekaran dari Kabupaten Sorong Selatan Propinsi Papua Barat
58. Propinsi Pulau Sumbawa pemekaran dari Propinsi NTB
59. Propinsi Papua Selatan pemekaran dari Propinsi Papua
60. Propinsi Papua Tengah pemekaran dari Propinsi Papua
61. Propinsi Papua Barat Daya pemekaran dari Propinsi Papua Barat
62. Propinsi Tapanuli pemekaran dari Propinsi Sumatera Utara
63. Propinsi Kepulauan Nias pemekaran dari Propinsi Sumatera Utara
64. Propinsi Kapuas Raya pemekaran dari Propinsi Kalbar
65. Propinsi Bolang Mongondow Raya.

BERTOBAT LEBIH BAIK DARI MEMPERSEMBAHKAN KORBAN!

RENUNGAN GKE (Jumat, 25 Oktober 2013)

BERTOBAT LEBIH BAIK DARI MEMPERSEMBAHKAN KORBAN!

Yesaya 1:10-20

Suatu ketika ada seorang hamba Tuhan yang mengkhotbahkan nas tersebut diatas. Lalu setelah selesai kebaktian salah seorang anggota jemaat bertanya: Pak, sepertinya nas firman Tuhan hari ini sepertinya "Kontradiktif". Disatu sisi Allah kita adalah Allah yang sangat mengasihi dan panjang sabar, biarpun dosa kita merah seperti kirmizi akan diputihkan seperti salju. Tetapi disisi lain, Dia sepertinya sangat pemarah. Sampai Dia berkata: Dia benci dan jijik melihat persembahan umatNya. Apakah Allah kita itu Allah yang tidak stabil ? Apakah Allah kita hari ini menyatakan kasihNya, lalu besok meledak-ledak amarahNya ? Mengapa Allah menolak kita dan tidak mau mendengarkan doa-doa kita ? (Yesaya 1:12-15)

Dalam renungan hari ini, marilah kita bersama-sama mempelajari mengapa Allah bisa marah dalam keseluruhan konteks nas dalam kitab Yesaya 1:10-20.

Pertama. Sebab ada orang yang sudah diberkati Tuhan, tetapi tidak mau menguduskan dirinya dan lupa Tuhan. Dunia yang sedang kita jalani ini, cenderung sedang berkembang kearah keadaan pada zaman manusia di kota Sodom dan Gomora. (2 Timotius 3:1-9)

Dimana negerinya subur, hidup mereka makmur, sejahtera dan banyak diberkati Tuhan, sudah banyak melihat dan mengalami mujizat Tuhan; tetapi hidup mereka masih saja bergelimang dosa, mengabaikan semua perintah Tuhan yaitu penuh keduniawian, mementingkan diri sendiri, berbuat jahat seorang terhadap yang lain, kesombongan, percabulan, perzinahan dan persetubuhan yang tidak wajar antar sesama jenis. Inilah alasannya mengapa Tuhan dapat marah, karena kita tidak dapat bersyukur dan menghargai kebaikan hati Tuhan.

Kedua. Jika kita memberikan persembahan dan berkorban materi, tetapi tidak disertai dengan hati yang rela dan tulus (Yesaya 1:13)

Manusia melihat/menilai seseorang dari yang terlihat oleh matanya, tetapi Tuhan melihat hatinya. (1 Samuel 16:7) Ingat! Allah lebih membutuhkan hati yang tulus daripada korban. Ada banyak pekerjaan Tuhan yang bermasalah, disebabkan oleh karena ada banyaknya orang kristen yang berkorban waktu, tenaga, uang; tetapi hatinya belum dipersembahkan secara rela dan tulus kepada Tuhan.

Ketiga. Apabila seseorang sudah diselamatkan, tetapi ia tidak berusaha untuk belajar berbuat baik, memperhatikan kepentingan orang lain, bertindak adil dan membela yang benar. Dalam kitab Yesaya 1:17 dikatakan : Belajarlah berbuat baik, berarti "untuk berbuat baik", kita harus belajar. Karena itu, mulailah belajar melakukan perbuatan baik sedikit demi sedikit setiap hari, sehingga lama kelamaan hal itu akan menjadi suatu kebiasaan bagi kita dalam berbuat baik terhadap sesama.

Keempat. Apabila kita melawan dan memberontak kepada Tuhan. Tidak sedikit orang bersyukur kepada Tuhan, kalau hidupnya diberkati dan hidupnya baik-baik saja. Tetapi ketika misalnya Tuhan menegor mereka dan mau membersihkan mereka dari kotoran duniawi yang melekat pada hati dan pikiran mereka melalui sebuah persoalan/masalah, maka iman mereka mulai mundur, ngambek, bersungut-sungut dan memberontak pada Tuhan. (Yesaya 1:20)

Ingat, ada satu hal yang harus kita jaga yaitu janganlah melawan dan memberontak terhadap Tuhan. Apapun keadaan dan situasi kita, tetaplah bersyukur kepadaNya, percaya dan berserah sepenuhnya kepada Tuhan dan tetaplah hidup taat dan setia sesuai firman Tuhan, maka hidup kita akan sejahtera, berkecukupan dalam segala sesuatu dan berkelimpahan dalam kebajikkan.(Yesaya 1:19)

Doa kami :

Ampunilah kami ya Tuhan Yesus, kalau kami sering tidak puas, mengomel, memberontak dan meragukan kebaikanMu dalam hidup ini. Amin

http://pdairhidup.blogspot.com/2012/08/renungan-10-agustus-2012.html

Kamis, 24 Oktober 2013

Metode Baca Gali Alkitab


Metode Baca Gali Alkitab
Membaca Merenungkan Melakukan Alkitab
(Baca Gali Alkitab)
Ikuti Daftar Bacaan Alkitab secara teratur, berurut (pasal demi pasal). Jangan ada satu bagian pun terlewatkan dan jangan melompat.
1. Memuji dan menyembah Tuhan (dengan nyanyian/mazmur).
2. Memohon hikmat Tuhan dan tuntunan Roh Kebenaran.
3. Membaca Bacaan Alkitab yang telah ditentukan.
Injil Matius kitab yang “bergenre” (=gaya sastra) : Narasi.
Mencermati tokoh, peristiwa yang terjadi, pengajaran yang yang diajarkan Yesus, perumpamaan yang diceriterakan, teguran, nasihat, peringatan, penguatan, dlsb.

4. Merenungkan :
Apa Tuhan katakan melalui teks ini? Apakah ada :
Pelajaran – yang Firman Tuhan ajarkan
Perintah – yang harus dilakukan, ditaati
Peringatan – yang harus diwaspadai, jangan dilakukan
Penghiburan – yang dapat diimani.
Panutan – hidup tokoh yang diteladani, dicontoh,diikuti.

5. Melakukan :
Bersyukur setiap berkat firman Tuhan yang didapat.
Bertobat dari dosa/kesalahan/ kelemahan /kekurangan.
Berbuat tindakan praktis untuk hari ini.
Berpegang pada kebenaran firman Tuhan untuk dasar hidup sepanjang hari ini.
Berdoa untuk komitmen, tekad dan pergumulan sesama berdasarkan pada firman Tuhan yang telah direnungkan

6. Membandingkan & Membagikan kepada keluarga, teman melalui kartu, email, SMS, kelompok Care Group/KTB.

Contoh:

Matius 21:12-22
re
Membaca :

Yesus mengembalikan citra Bait Suci sebagai tempat ibadah. Dia mengusir orang-orang yang berjualan binatang korban dan para penukar uang karena pola dagang mereka sangat mencari keuntungan besar dengan memeras umat yang mau beribadah ke Bait Suci. Reaksi para imam-imam kepala dan ahli Taurat atas tindakan itu
Tindakan Yesus atas pohon ara yang tidak berbuah, mengajar murid -murid untuk percaya dan menerima Dia. Ini juga sebagai lambang dari sikap para imam dan ahli Taurat yang tidak mempercayai Yesus, mereka ……….

Merenungkan :

Dua peristiwa yang mengajarkan padaku bahwa Yesus ………
Mengenal Yesus seharusnya membuat aku …….
Peringatan bahwa jika orang menolak Yesus ia akan seperti pohon ara ……..
Penghiburan bagiku ………
Catatan: Hosana berarti selamatkan, kami berdoa kepada-Mu Tuhan.

Melakukan :

Aku bersyukur ya Tuhan Yesus, demonstrasi kuasa-Mu memberikan kepadaku pemahaman bahwa Engkau ..........
Biarlah aku seperti anak-anak yang pada hari ini memuji-muji-Mu sebab Engkau adalah .........
Memperhatikan sikap para imam kepada-Mu, yang perlu untuk aku perbaiki dalam hidupku ........

Iman yang Berlandaskan Pada Kasih Allah


Iman yang Berlandaskan Pada Kasih Allah
Roma 8:31 - 39 
Pendahuluan:
Cinta merupakan kebutuhan mutlak yang membuat kepercayaan kita menjadi hidup, memberikan dorongan dan keberanian yang besar untuk melakukan sesuatu. Cinta, yang dijadikan landasan iman, haruslah kembali kepada objek cinta yang sejati. Ketika kita kembali kepada cinta yang sejati, maka seluruh iman kita tidaklah dapat bergeser lagi, dan menjadi kekuatan bagi kita sehingga seluruh perjuangan kita tidaklah mencelakakan kita.
Paulus semula begitu fanatik dan bersemangat memperjuangkan kepercayaannya, tetapi akhirnya semua yang dikerjakannya justru menghancurkan dia. Dalam perjalanannya ke Damsyik, Tuhan memukul dia sehingga dia menjadi sadar bahwa apa yang selama ini begitu dia cintai dan dia perjuangkan adalah sesuatu yang salah. Kalau Tuhan membiarkan dia sampai habis maka dia tidak akan punya kesempatan untuk berbalik. Paulus begitu bersyukur atas hajaran Tuhan.
Kemenangan kita bukanlah karena kehebatan kita melainkan karena disandarkan pada kasih Allah. Allah yang mengasihi kita membuat kita menjadi terjamin untuk menjadi orang yang lebih daripada pemenang. Sebegitu mudahkah kalimat diatas? Di tengah dunia ini kasih justru membuat kita menjadi orang yang kalah bahkan habis. Kasih di dunia ini, jika ditelusuri secara mendalam dalam terang Firman Tuhan, bukanlah kasih yang sesungguhnya.  Nah bagaimana Iman yang berlandaskan pada kasih Allah hanya ada satu-satunya dalam iman kekristenan. Ada 3 alasan dasar yang menjadikan kasih Allah layak sebagai landasan iman kita yaitu:
1) Allah adalah Kasih.
Kasih di tengah dunia hanyalah berupa atribut/ kata sifat, maka manusia bukanlah cinta itu sendiri. Allah yang sejati tidak hanya memiliki kasih tetapi Allah adalah Kasih itu sendiri. Konsep ini begitu besar dan tidak boleh dibalik menjadi: Kasih adalah Allah. Kasih manusia bisa berubah tanpa mengubah pribadi manusia. Kasih Allah adalah natur dari Allah, jika kasih tersebut berubah maka Diri Allah juga berubah.
Cinta  tidaklah bisa dijadikan landasan pernikahan karena cinta manusia tidaklah bisa stabil. Landasan pernikahan yang benar adalah sebagai perwakilan yaitu mewakili hubungan antara Kristus dengan jemaat. Hubungan Kristus dengan jemaat tidaklah bisa bergeser karena bersifat kekal. Maka dari itu kita sebagai manusia yang harus terus mencocokkan diri dengan yang asli. Kekuatan kekekalan inilah yang menjadi dasar yang tidak bisa bergeser.
Ketika manusia tidak kembali kepada Allah, maka seluruh kata kasih yang dipakainya adalah kosong belaka dan bersifat manipulatif. Adalah hal yang dahsyat jika kita kembali kepada kasih Allah. Hanya dengan Allah yang adalah Kasih itulah manusia baru dapat mengerti kasih dan bisa mengalami kasih sehingga bisa menjalankan kasih.
2) Kasih Allah bersifat ultimat.
Allah mencintai manusia bukan hanya karena Dia adalah Kasih tetapi juga karena Dia telah mempraktekkan kasih dengan dahsyat yang tidak bisa dibandingkan dengan cinta yang lain di dunia ini. Kasih Allah bukan hanya besar tetapi besar sekali sampai tidak terkatakan karena Allah merencanakan suatu perencanaan penyelamatan manusia, beribu tahun mempersiapkannya, mengatur dan melibatkan begitu banyak pihak untuk menggenapi rencanaNya tersebut. Dan bukan hanya itu, Dia juga memberikan AnakNya yang tunggal, satu-satunya yang Dia kasihi.
Pikiran manusia berdosa adalah: mengapa Allah tidak berkorban sendiri tetapi justru mengorbankan AnakNya? Saya semula juga tidak mengerti akan hal ini, tetapi setelah saya menikah dan punya anak, saya menjadi mengerti. Ketika melihat anak saya sakit/ menderita saya ingin sekali dapat menggantikan posisinya untuk menderita, saya lebih tidak bisa tahan melihat anak saya menderita daripada jika saya sendiri yang menderita, karena saya mencintai anak saya. Adalah hal yang dahsyat jika Allah memberikan AnakNya yang tunggal yang begitu dikasihiNya!
Itulah sebabnya Paulus bisa mengeluarkan suatu pernyataan yang begitu dahsyat yaitu: Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Inilah landasan iman yang sangat dahsyat. Adakah lagi yang bisa menjadikan kita tidak bisa percaya?
Untuk bisa ikut Allah yang demikian tidaklah bisa atas kemauan kita sendiri. Roma 8:33 mengatakan bahwa hanya orang-orang pilihan Allah saja. Karena Allah yang memilih kita maka kita bisa menjadi hebat. Kalau kita yang memilih Allah maka suatu hari nanti Dia bisa menjadi musuh kita tetapi sebaliknya kalau Allah yang memilih kita maka Dia tidak akan menjadi musuh kita. Allah mengasihi kita atas dasar inisiatif Allah sendiri.
Kasih Allah adalah dari dalam ke luar, bukan sebaliknya. Beberapa waktu terakhir ini banyak pemberitaan mengenai banyaknya wanita Inggris yang masuk menjadi penganut agama Islam, dan alasan yang mereka kemukakan adalah: agama Islam sangatlah membela umat sehingga mereka merasa lebih aman jika berada di dalamnya. Hampir semua kelompok yang demikian, yang membela di luar sedemikian, ketika orang masuk ke dalamnya justru menjadi korban penganiayaan. Bagian luar dibuat semenarik mungkin untuk menjadi daya tarik demi memenuhi nafsu yang ada di dalamnya. Tuhan Yesus  mengerjakan banyak hal yang tidak menjadi daya tarik di bagian luarnya, karena cintaNya adalah menggarap dari dalam/ mengerjakan sesuatu yang bersifat esensial. Allah mengorbankan AnakNya merupakan manifestasi cinta yang begitu agung yang tidak bisa dimengerti oleh manusia dan itulah cara Dia untuk membawa AnakNya kepada kemuliaan yang sangat besar.
3)     KasihNya tidak bersyarat.
Dunia mau mencintai selama yang dicintai dapat menguntungkan dirinya. Tuhan mencintai manusia justru ketika manusia tidak dapat memberikan keuntungan bagi Dia dan tidak ada apa-apa dalam diri manusia yang layak untuk dicintai. Cinta yang demikian adalah cinta yang tidak bersyarat. Madonna, seorang artis, pernah mengatakan bahwa untuk mencintai tanpa syarat diperlukan keberanian yang sangat besar, karena berarti membuka hati untuk dilukai. Itulah yang justru dilakukan oleh Tuhan Yesus. Cinta yang tanpa syarat inilah yang layak untuk dijadikan landasan karena cinta yang demikian sudah tidak akan berubah dan terus berjalan secara absolut.
Kita ini tidak ada apa-apanya di hadapan Tuhan, kita telanjang di hadapan Allah, dan hanya karena anugerah Tuhanlah kita bisa terus berjalan. Prinsip inilah yang menjadikan kita bisa memiliki landasan yang kokoh. Roma 8:38-39 menegaskan hal ini.
Iman kita berlandaskan kepada cinta yang adalah DiriNya Allah sendiri, yang dilaksanakanNya dengan begitu dahsyat dan diberikanNya kepada manusia yang tidak layak menerimanya. Adakah hal lain di dunia ini yang bisa membuat kita membuang cinta Tuhan yang sedemikian dan menggeser iman kita dari Tuhan? Di tengah-tengah zaman yang seperti ini, marilah kita membangun kualitas iman kita berdasarkan anugerah cinta Tuhan, dan itulah yang kita bawa untuk memenangkan banyak jiwa. Amin...