BEKERJASAMA DENGAN ALLAH UNTUK MENDATANGKAN BERKAT (Minggu, 03 Nopember 2013)
Mazmur 127:1-5
Gedung S.C. Johnson & Son di Racine, Wisconsin, disebut sebagai
"arsitektur termegah abad-20 di Amerika." "Ruang Kerja Agung" seluas
setengah hektar dalam gedung itu mempunyai langit-langit tiga tingkat
beratap kaca yang memantulkan permainan cahaya dan bayangan yang indah.
Meskipun dimasukkan dalam Daftar Nasional Bangunan Bersejarah,
sebenarnya Gedung Johnson itu merupakan tempat kerja yang jauh dari
ideal. Pipa-pipa kaca yang menghasilkan cahaya yang menakjubkan itu juga
berfungsi sebagai perangkap tikus yang tidak diharapkan. Ruang Kerja
Agung itu sangat besar dan tinggi sehingga para pekerja masih dapat
mendengar semua percakapan dari jarak kurang lebih 30 meter. Air
merembes melalui atap datar yang luas, dan embun menetes dari pipa-pipa
kaca.
Saudara, dalam hidup ini, tidak jarang kita merencanakan
untuk membangun semacam “rumah kehidupan”. Membangun "rumah kehidupan"
yang hebat menurut rencana kita. Namun betapa sering pula bangunan
tersebut tak dapat diselesaikan, atau selesai juga tapi akhirnya runtuh.
Keegoisan kita membuat lubang-lubang besar yang dapat digunakan sebagai
pintu masuk bagi musuh kehidupan. Hal itu dapat terjadi dalam hidup
kita bila kita membangunnya menurut ide-ide kita sendiri, bukan
berdasarkan Firman Allah. Tentu banyak hal yang boleh kita rencanakan
dalam kehidupan. Rencana untuk membangun rumah, masa depan anak-anak,
pernikahan, studi, pekerjaan, dst. Namun semua itu sering tidak sesuai
dengan apa yang kita harapkan. Kenapa? Karena kita lupa, seolah-olah
kita sanggup melaksanakan apa yang kita rencanakan. Kita lupa bahwa
tanpa penyertaan dan berkat Tuhan sesuatunya hanya akan sia-sia
(ay.1-2).
Mazmur 127 disebut juga sebagai nyanyian ziarah,
"Songs of Ascents" (yaitu "Nyanyian Pendakian" atau anak-anak tangga).
Disebut demikian karena Mazmur ini biasanya dinyanyikan orang Yahudi
bersama-sama manakala mereka "naik" ke Yerusalem sebagai peziarah untuk
merayakan hari raya kudus mereka. Isinya menyangkut pernyataan iman dan
pujian yang diilhamkan Roh, berisi ungkapkan perasaan mendalam hati
sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah. Ya, pernyataan keyakinan
bahwa hanya Allah saja sumber segala berkat dan kasih karunia.
Pemazmur di sini mengajak umat untuk meyakini bahwa segala daya upaya
dan jerih payah manusia adalah sia-sia belaka jika tidak disertai dan
diberkati oleh Tuhan. Sebaliknya, segala anugerah dan berkat bagi orang
benar datang dari Tuhan sumber segala kasih karunia. Sebagai umat Tuhan
tentu kita semua rindu untuk diberkati oleh Tuhan. Diberkati dalam rumah
tangga, study, pekerjaan, jodoh, bisnis, dlsb. Kesadaran bahwa Tuhan
saja satu-satunya yang berkuasa, seharusnya membuat kita hanya mencari
Tuhan disaat kita membutuhkan pertolongan. Tanpa pertolongan dan berkat
Tuhan maka “Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi ..., dan makan roti yang
diperoleh dengan susah payah, sebab Ia memberikannya kepada yang
dicintai-Nya pada waktu tidur” (ay.2).
Berkat Tuhan didapat
tentu bukanlah tanpa usaha dan kerja keras. Demikian pun ketika kita
menghadapi berbagai goncangan kehidupan. Tidak cukup hanya mengandalkan
kemampuan kita sendiri. Atau hanya mengandalkan harta kekayaan semata.
Juga hanya dengan kecerdasan saja! Tetapi dengan persiapan yang matang,
mengutamakan penyertaan Tuhan, hingga kita beroleh kekuatan kala masalah
atau badai kehidupan datang menerpa. Tuhan saja satu-satunya yang dapat
memberikan pertolongan dan perlindungan kepada kita, karena hanya Dia
yang mengasihi kita. Tuhan saja sumber pertolongan yang sejati bila kita
bergantung kepada Dia. Karena itu, berjuang, bekerja keras, dan
berharaplah pada pertolongan Tuhan senantiasa, supaya segala rencana
kita diberkati-Nya. Amin!
________________
* Telah dimuat di Koran Harian TABENGAN, edisi Sabtu, 02 Nopember 2013.
BEKERJASAMA DENGAN ALLAH UNTUK MENDATANGKAN BERKAT (Minggu, 03 Nopember 2013)
Mazmur 127:1-5
Gedung S.C. Johnson & Son di Racine, Wisconsin, disebut sebagai "arsitektur termegah abad-20 di Amerika." "Ruang Kerja Agung" seluas setengah hektar dalam gedung itu mempunyai langit-langit tiga tingkat beratap kaca yang memantulkan permainan cahaya dan bayangan yang indah. Meskipun dimasukkan dalam Daftar Nasional Bangunan Bersejarah, sebenarnya Gedung Johnson itu merupakan tempat kerja yang jauh dari ideal. Pipa-pipa kaca yang menghasilkan cahaya yang menakjubkan itu juga berfungsi sebagai perangkap tikus yang tidak diharapkan. Ruang Kerja Agung itu sangat besar dan tinggi sehingga para pekerja masih dapat mendengar semua percakapan dari jarak kurang lebih 30 meter. Air merembes melalui atap datar yang luas, dan embun menetes dari pipa-pipa kaca.
Saudara, dalam hidup ini, tidak jarang kita merencanakan untuk membangun semacam “rumah kehidupan”. Membangun "rumah kehidupan" yang hebat menurut rencana kita. Namun betapa sering pula bangunan tersebut tak dapat diselesaikan, atau selesai juga tapi akhirnya runtuh. Keegoisan kita membuat lubang-lubang besar yang dapat digunakan sebagai pintu masuk bagi musuh kehidupan. Hal itu dapat terjadi dalam hidup kita bila kita membangunnya menurut ide-ide kita sendiri, bukan berdasarkan Firman Allah. Tentu banyak hal yang boleh kita rencanakan dalam kehidupan. Rencana untuk membangun rumah, masa depan anak-anak, pernikahan, studi, pekerjaan, dst. Namun semua itu sering tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kenapa? Karena kita lupa, seolah-olah kita sanggup melaksanakan apa yang kita rencanakan. Kita lupa bahwa tanpa penyertaan dan berkat Tuhan sesuatunya hanya akan sia-sia (ay.1-2).
Mazmur 127 disebut juga sebagai nyanyian ziarah, "Songs of Ascents" (yaitu "Nyanyian Pendakian" atau anak-anak tangga). Disebut demikian karena Mazmur ini biasanya dinyanyikan orang Yahudi bersama-sama manakala mereka "naik" ke Yerusalem sebagai peziarah untuk merayakan hari raya kudus mereka. Isinya menyangkut pernyataan iman dan pujian yang diilhamkan Roh, berisi ungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah. Ya, pernyataan keyakinan bahwa hanya Allah saja sumber segala berkat dan kasih karunia.
Pemazmur di sini mengajak umat untuk meyakini bahwa segala daya upaya dan jerih payah manusia adalah sia-sia belaka jika tidak disertai dan diberkati oleh Tuhan. Sebaliknya, segala anugerah dan berkat bagi orang benar datang dari Tuhan sumber segala kasih karunia. Sebagai umat Tuhan tentu kita semua rindu untuk diberkati oleh Tuhan. Diberkati dalam rumah tangga, study, pekerjaan, jodoh, bisnis, dlsb. Kesadaran bahwa Tuhan saja satu-satunya yang berkuasa, seharusnya membuat kita hanya mencari Tuhan disaat kita membutuhkan pertolongan. Tanpa pertolongan dan berkat Tuhan maka “Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi ..., dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah, sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur” (ay.2).
Berkat Tuhan didapat tentu bukanlah tanpa usaha dan kerja keras. Demikian pun ketika kita menghadapi berbagai goncangan kehidupan. Tidak cukup hanya mengandalkan kemampuan kita sendiri. Atau hanya mengandalkan harta kekayaan semata. Juga hanya dengan kecerdasan saja! Tetapi dengan persiapan yang matang, mengutamakan penyertaan Tuhan, hingga kita beroleh kekuatan kala masalah atau badai kehidupan datang menerpa. Tuhan saja satu-satunya yang dapat memberikan pertolongan dan perlindungan kepada kita, karena hanya Dia yang mengasihi kita. Tuhan saja sumber pertolongan yang sejati bila kita bergantung kepada Dia. Karena itu, berjuang, bekerja keras, dan berharaplah pada pertolongan Tuhan senantiasa, supaya segala rencana kita diberkati-Nya. Amin!
________________
* Telah dimuat di Koran Harian TABENGAN, edisi Sabtu, 02 Nopember 2013.





