SYALOM

SYALOM..KARENA BAGIKU HIDUP ADALAH KRISTUS DAN MATI ADALAH KEUNTUNGAN (FILIPI. 1:21)

Jumat, 25 Oktober 2013

Pertobatan yang disertai dengan Sikap hati yang sungguh-sungguh


Pertobatan  yang disertai dengan Sikap hati yang sungguh-sungguh
(Yesaya 1:10-20)
Setelah mengkritik praktek pelaksanaan ibadat Israel, Yesaya juga menyerukan apa yang semestinya dilakukan oleh orang Israel. Yesaya menyerukan pertobatan bagi Israel, berbalik dari kejahatan-kejahatan yang mereka lakukan dan membersihkan diri dari dosa (ayat 16). Selain itu pertobatan mesti juga disertai dengan tindakan moral yang baik, yaitu melakukan perbuatan yang baik dengan memperjuangan keadilan sosial, dan memberi perhatian kepada kaum marginal (ayat 17). Dan Tuhan memberikan jaminan pengampunan dan penghapusan dosa kita yang mempercayakan hidup kita seutuhnya kepada Tuhan dan seberat apapun dosa kita  pasti Tuhan akan mengampuni bagi kita yang mau bertobat sungguh-sungguh di hadapan Tuhan. Bukan saja Yesaya menyerukan hal pertobatan tapi nabi Amos juga (Am 5:24) dan Mikha (6:8), Yesaya juga mengkontraskan antara praktek ibadat orang Israel  dengan keadilan dan kebenaran dalam kehidupan bangsa itu sendiri. Membasuh tangan yang berdarah adalah sebuah tindakan simbolik menyucikan diri secara moral dan kedalaman batin.  Namun, Pertobatan itu tidak hanya sebuah tindakan formalitas atau simbolik semata. Pertobatan itu harus dibuktikan dengan menjauhi segala yang jahat dalam tindakan yang berhubungan dengan lingkungan sosial dan hubungan-hubungan politis masyarakat. Tindakan konkret itu secara khusus berupa tindakan moral bagi  kaum tertindas, termasuk di antaranya para yatim dan janda-janda, bagian dari mereka yang kurang mampu dalam masyarakat Israel pada saat itu. Yesaya melihat betapa hancurnya keadilan (sisi sosial) dan kebenaran (sisi moral) yang ditinggalkan oleh bangsa Israel. Penindasan yang dilakukan oleh para penguasa negeri, diabaikannya masalah-masalah sosial seperti ketidakadilan dan kemiskinan, menjadi keprihatinan mendalam bagi Yesaya. Dalam kitab hukum Taurat, dosa ketidakadilan atau penindasan terhadap orang yatim dan para janda merupakan dosa yang berat, sehingga Tuhan menimpakan murka yang hebat bagi yang berbuat demikian (bdk. Kel 22:22-24). Masalah yang digambarkan oleh Yesaya ini juga terjadi di bangsa kita dan di gereja juga,,karena itu Yesaya bukan saja menyeruhkan pertobatan bagi bangsa Israel tapi juga bagi kita di Zaman ini juga.....pertobatan harus disertai dengan sikap yang sungguh lahir dari dalam hati kita bukan saya keluar dari mulut kita semata.
Bukan saja Yesaya menyeruhkan pertobatan tapi juga menyeruhkan tentang kekudusan hidup melalui pertobatan yang sungguh-sungguh. “Kuduslah kamu, sebab aku Tuhan Allahmu kudus” (bdk. Kel 19:5-6; Im 19: 2; 20: 7.26). Untuk dapat hidup kudus, Tuhan memberikan petunjuk dan aturan dalam Hukum Taurat. Namun yang menarik adalah, bahwa panggilan kekudusan itu, tidak hanya semata-mata ditempuh dengan hidup yang bebas dari kenajisan, melaksanakan ibadat , atau mempersembahkan kurban, namun mencakup keseluruhan aspek kehidupan kita. Kekudusan juga terungkap dalam perkawinan, dalam tindakan terhadap sesama dan harta miliknya, terutama terhadap kaum miskin dan orang asing yang tinggal di antara mereka. Yesaya dipanggil untuk mengingatkan akan  Keseimbangan antara Iman dan tindakan moral menjadi tekanan bagi Nubuat Yesaya. Untuk hidup Kudus maka, bangsa Israel tidak hanya dituntut untuk taat dan patuh menjalankan ungkapan iman yang dilakukan melalui peraturan ibadat dan ritual kurban, tapi terutama dengan memenuhi hukum-hukum yang lebih utama, yaitu perwujudan iman yang jelas dalam tindakan moral dan tindakan etis hidup sehari-hari. Caranya, menghindari perbuatan-perbuatan yang jahat, antara lain berkaitan dengan penindasan terhadap kaum yang lemah, yang rentan menjadi korban penindasan, seperti para janda, yatim piatu, orang miskin dan orang lemah...
Nah..renungan kita hari meningatkan bahwa ibadah yang benar yaitu ibadah yang di sertai dengan pertobatan yang sungguh-sungguh di hadapan Allah dengan penuh ketaatan kepadaNya..melalui refleksi iman yang benar di hadapan Allah. Amin......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar