KETELADANAN HIDUP KRISTIANI (Senin, 11 Nopember 2013)
Titus 2:1-10
Tahukah Anda bahwa ajaran sangat mempengaruhi tingkah laku manusia?
Ajaran yang baik dan benar kemungkinan akan membentuk pribadi yang baik,
tetapi ajaran yang salah mempunyai peluang terbesar untuk menciptakan
pribadi yang bermasalah. Surat Paulus ini merupakan peringatan yang
tepat pada waktu-nya, yakni bahwa sebagai orang kristiani kita harus
berbuat baik kepada orang lain, tak peduli apakah kita menyetujui norma
dan kebijakan mereka. Memang tidak mudah, tetapi ini merupakan hal yang
benar untuk dilakukan. dalam surat singkatnya kepada Titus, Rasul Paulus
mengatakan sampai tujuh kali tentang pentingnya melakukan pekerjaan
yang baik: suka terhadap hal yang baik (1:8), mengajarkan hal-hal yang
baik (2:3), melakukan perbuatan baik (2:7,14; 3:1, 2,8,14).
Dalam perikop ini Paulus mengingatkan Titus agar memberitakan apa yang
sesuai dengan ajaran yang sehat (ayat 1). Ada dua sasaran utama:
pertama, membentuk kepribadian Kristiani yang dewasa. Kemauan untuk
mengajar dan memberi teladan serta kerelaan untuk diajar dan meneladani,
menjadikan ajaran Allah akan dipermuliakan (ayat 10). Hubungan
interaktif antara 'memberi' -- 'menerima' ajaran dan teladan adalah
proses yang sangat penting untuk menjadikan orang Kristen bertumbuh
menjadi dewasa. Terampil mengajar tetapi tidak memberikan teladan
menjadikan ajaran tersebut pada akhirnya mandul. Sebaliknya memberi
teladan tetapi tidak mengajar menjadikan teladan menjadi bisu.
Secara eksplisit ada 4 hal yang akan dicapai, yakni: Pertama, Pola
hidup yang sesuai dengan ajaran sehat akan menghasilkan teladan hidup
(ayat 4); Kedua, Supaya firman Allah tidak dihujat orang (ayat 5). Ini
adalah konsekuensi logis dari ajaran Kristen, bahwa ajaran mereka
berasal dari Allah dan mempunyai kuasa untuk mengubah karakter seeorang.
Apabila orang Kristen tidak berhasil memberikan konfirmasi, maka dengan
sangat terpaksa firman Allah ditertawakan oleh dunia; Ketiga, Supaya
lawan menjadi malu (ayat .
Dalam pelayanan Titus, mereka sering menghadapi penyesat-penyesat yang
senantiasa ingin menjatuhkan mereka. Jika Titus dan jemaat mengikuti
pola hidup dari ajaran yang sehat, maka tidak mungkin ditemukan adanya
aib yang dapat disebarluaskan oleh para penyesat. Sebaliknya justru para
penyesat menjadi malu atas perbuatan mereka sendiri; Keempat,
Memuliakan ajaran Allah (ayat 10). Paulus mengingatkan para hamba untuk
menerapkan ajaran yang sehat (ayat 9) berbeda dengan hamba lainnya. Maka
tuan-tuan mereka akan melihat dengan jelas apa yang istimewa dari hamba
Kristiani, sehingga melalui mulut tuan-tuan mereka, ajaran Allah akan
dipermuliakan.
I. LAKI-LAKI YANG TUA HENDAKLAH HIDUP SEDERHANA.
Maksud jelas dari ayat ini ialah bahwa laki-laki yang tua itu harus
menjadi teladan bagi semua orang percaya dalam hal mempersembahkan diri
kepada Allah sebagai persembahan yang hidup tanpa minum anggur yang
memabukkan (lih. 1Tim 3:2,11, di mana istilah ini dipakai untuk gembala
dan wanita). Istilah "Sederhana" (Yunani: nephalios) di sini
didefinisikan dalam leksikon Yunani PB dengan arti utama "berpantang
anggur". Perhatikan definisi berikut, "Kata ini bermula mengandung arti
berpantangan alkohol" (Reinecher and Rogers). Hidup sederhana adalah hal
mendasar, terhormat (karena kebaikannya), bijaksana dan akhirnya sehat
dalam iman, kasih dan ketekunan (wujud nyata dari pengharapan, artinya,
jika kita berpengharapan kita dapat bertekun).
II. PEREMPUAN-PEREMPUAN MUDA MENGASIHI SUAMI DAN ANAK-ANAKNYA.
Allah mempunyai rencana khusus bagi wanita dalam hubungan dengan
keluarga, rumah tangga, dan keibuan. Keinginan Allah bagi seorang istri
dan ibu ialah supaya perhatian dan pengabdiannya difokuskan pada
keluarganya. Rumah tangga, suami, dan anak-anak harus merupakan pusat
dunia seorang ibu Kristen; inilah cara yang ditetapkan secara ilahi
baginya untuk menghormati Firman Allah (bd. Ul 6:7; Ams 31:27; 1Tim
5:14). Para ibu yang ingin memenuhi rencana Allah bagi kehidupan mereka
dan keluarga mereka, tetapi harus bekerja mencari nafkah jauh dari
anak-anak karena keadaan ekonomi, harus menyerahkan keadaan ini kepada
Tuhan sambil berdoa kepada Allah untuk membuka jalan supaya ia dapat
memenuhi tempat dan fungsi dalam rumah bersama anak-anak (Ams 3:5-6;
1Tim 5:3).
III. ORANG MUDA HARUS MENGUASAI DIRI
Kepada
orang-orang muda (ay. 6-8) kebajikan pokok yang diangkat untuk
ditekankan ialah penguasaan diri dan kebijaksanaan seperti di dalam hal
para perempuan muda (ay. 5). Penekanan yang sama tampak dalam pemberian
nasihat kepada kaum muda di Kitab Amsal (1:4; 2:11; 3:21; 5:2). Untuk
Titus sendiri sang rasul memberikan nasihat yang sesuai dengan tugasnya
sebagai seorang pemuda dan seorang gembala (2:7, .
Tantangan untuk terus-menerus membina orang-orang tidak percaya secara
benar juga dicantumkan. (5) Kepada para hamba (ay. 9, 10) dua kesalahan
yang umum dibuat mendapat sorotan khusus: membantah, melawan atau
mendebat: dan curang atau mencuri (dipakai hanya untuk Ananias dan
Safira di Kis. 5:2, 3). Setia merupakan kata yang di dalam Perjanjian
Baru sering dipakai untuk iman.
IV. PARA HAMBA HARUS SETIA
Kepada para hamba (ay. 9, 10) dua kesalahan yang umum dibuat mendapat
sorotan khusus: membantah, melawan atau mendebat: dan curang atau
mencuri (dipakai hanya untuk Ananias dan Safira di Kis. 5:2, 3). Setia
merupakan kata yang di dalam Perjanjian Baru sering dipakai untuk iman,
yang seharusnya dapat dilihat sebagai sesuatu yang terhormat oleh orang
di sekitar kita, dan menjadi karyawan yang memuliakan ajaran Allah.
Amin!
KETELADANAN HIDUP KRISTIANI (Senin, 11 Nopember 2013)
Titus 2:1-10
Tahukah Anda bahwa ajaran sangat mempengaruhi tingkah laku manusia? Ajaran yang baik dan benar kemungkinan akan membentuk pribadi yang baik, tetapi ajaran yang salah mempunyai peluang terbesar untuk menciptakan pribadi yang bermasalah. Surat Paulus ini merupakan peringatan yang tepat pada waktu-nya, yakni bahwa sebagai orang kristiani kita harus berbuat baik kepada orang lain, tak peduli apakah kita menyetujui norma dan kebijakan mereka. Memang tidak mudah, tetapi ini merupakan hal yang benar untuk dilakukan. dalam surat singkatnya kepada Titus, Rasul Paulus mengatakan sampai tujuh kali tentang pentingnya melakukan pekerjaan yang baik: suka terhadap hal yang baik (1:8), mengajarkan hal-hal yang baik (2:3), melakukan perbuatan baik (2:7,14; 3:1, 2,8,14).
Dalam perikop ini Paulus mengingatkan Titus agar memberitakan apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat (ayat 1). Ada dua sasaran utama: pertama, membentuk kepribadian Kristiani yang dewasa. Kemauan untuk mengajar dan memberi teladan serta kerelaan untuk diajar dan meneladani, menjadikan ajaran Allah akan dipermuliakan (ayat 10). Hubungan interaktif antara 'memberi' -- 'menerima' ajaran dan teladan adalah proses yang sangat penting untuk menjadikan orang Kristen bertumbuh menjadi dewasa. Terampil mengajar tetapi tidak memberikan teladan menjadikan ajaran tersebut pada akhirnya mandul. Sebaliknya memberi teladan tetapi tidak mengajar menjadikan teladan menjadi bisu.
Secara eksplisit ada 4 hal yang akan dicapai, yakni: Pertama, Pola hidup yang sesuai dengan ajaran sehat akan menghasilkan teladan hidup (ayat 4); Kedua, Supaya firman Allah tidak dihujat orang (ayat 5). Ini adalah konsekuensi logis dari ajaran Kristen, bahwa ajaran mereka berasal dari Allah dan mempunyai kuasa untuk mengubah karakter seeorang. Apabila orang Kristen tidak berhasil memberikan konfirmasi, maka dengan sangat terpaksa firman Allah ditertawakan oleh dunia; Ketiga, Supaya lawan menjadi malu (ayat . Dalam pelayanan Titus, mereka sering menghadapi penyesat-penyesat yang senantiasa ingin menjatuhkan mereka. Jika Titus dan jemaat mengikuti pola hidup dari ajaran yang sehat, maka tidak mungkin ditemukan adanya aib yang dapat disebarluaskan oleh para penyesat. Sebaliknya justru para penyesat menjadi malu atas perbuatan mereka sendiri; Keempat, Memuliakan ajaran Allah (ayat 10). Paulus mengingatkan para hamba untuk menerapkan ajaran yang sehat (ayat 9) berbeda dengan hamba lainnya. Maka tuan-tuan mereka akan melihat dengan jelas apa yang istimewa dari hamba Kristiani, sehingga melalui mulut tuan-tuan mereka, ajaran Allah akan dipermuliakan.
I. LAKI-LAKI YANG TUA HENDAKLAH HIDUP SEDERHANA.
Maksud jelas dari ayat ini ialah bahwa laki-laki yang tua itu harus menjadi teladan bagi semua orang percaya dalam hal mempersembahkan diri kepada Allah sebagai persembahan yang hidup tanpa minum anggur yang memabukkan (lih. 1Tim 3:2,11, di mana istilah ini dipakai untuk gembala dan wanita). Istilah "Sederhana" (Yunani: nephalios) di sini didefinisikan dalam leksikon Yunani PB dengan arti utama "berpantang anggur". Perhatikan definisi berikut, "Kata ini bermula mengandung arti berpantangan alkohol" (Reinecher and Rogers). Hidup sederhana adalah hal mendasar, terhormat (karena kebaikannya), bijaksana dan akhirnya sehat dalam iman, kasih dan ketekunan (wujud nyata dari pengharapan, artinya, jika kita berpengharapan kita dapat bertekun).
II. PEREMPUAN-PEREMPUAN MUDA MENGASIHI SUAMI DAN ANAK-ANAKNYA.
Allah mempunyai rencana khusus bagi wanita dalam hubungan dengan keluarga, rumah tangga, dan keibuan. Keinginan Allah bagi seorang istri dan ibu ialah supaya perhatian dan pengabdiannya difokuskan pada keluarganya. Rumah tangga, suami, dan anak-anak harus merupakan pusat dunia seorang ibu Kristen; inilah cara yang ditetapkan secara ilahi baginya untuk menghormati Firman Allah (bd. Ul 6:7; Ams 31:27; 1Tim 5:14). Para ibu yang ingin memenuhi rencana Allah bagi kehidupan mereka dan keluarga mereka, tetapi harus bekerja mencari nafkah jauh dari anak-anak karena keadaan ekonomi, harus menyerahkan keadaan ini kepada Tuhan sambil berdoa kepada Allah untuk membuka jalan supaya ia dapat memenuhi tempat dan fungsi dalam rumah bersama anak-anak (Ams 3:5-6; 1Tim 5:3).
III. ORANG MUDA HARUS MENGUASAI DIRI
Kepada orang-orang muda (ay. 6-8) kebajikan pokok yang diangkat untuk ditekankan ialah penguasaan diri dan kebijaksanaan seperti di dalam hal para perempuan muda (ay. 5). Penekanan yang sama tampak dalam pemberian nasihat kepada kaum muda di Kitab Amsal (1:4; 2:11; 3:21; 5:2). Untuk Titus sendiri sang rasul memberikan nasihat yang sesuai dengan tugasnya sebagai seorang pemuda dan seorang gembala (2:7, . Tantangan untuk terus-menerus membina orang-orang tidak percaya secara benar juga dicantumkan. (5) Kepada para hamba (ay. 9, 10) dua kesalahan yang umum dibuat mendapat sorotan khusus: membantah, melawan atau mendebat: dan curang atau mencuri (dipakai hanya untuk Ananias dan Safira di Kis. 5:2, 3). Setia merupakan kata yang di dalam Perjanjian Baru sering dipakai untuk iman.
IV. PARA HAMBA HARUS SETIA
Kepada para hamba (ay. 9, 10) dua kesalahan yang umum dibuat mendapat sorotan khusus: membantah, melawan atau mendebat: dan curang atau mencuri (dipakai hanya untuk Ananias dan Safira di Kis. 5:2, 3). Setia merupakan kata yang di dalam Perjanjian Baru sering dipakai untuk iman, yang seharusnya dapat dilihat sebagai sesuatu yang terhormat oleh orang di sekitar kita, dan menjadi karyawan yang memuliakan ajaran Allah. Amin!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar