Manusia baru yang terus diperbaharui oleh Allah untuk menjadi Terang bagi orang lain
Kolose (3:5-17)
Paulus menasihati jemaat di Kolose untuk mematikan segala yang duniawi (5-8). Itu berarti, walaupun secara rohani jemaat Kolose sudah memiliki hidup yang baru, secara praktis sehari-hari mereka masih harus berjuang dalam memelihara kehidupan baru itu. Mereka harus secara sadar berusaha menepis kecenderungan mereka untuk kembali dalam kehidupan mereka yang lama. Hidup baru adalah pemberian Tuhan, tetapi pembaruan hidup itu haruslah kita pelihara dalam upaya yang berkelanjutan.
Rasul Paulus melihat pentingnya pembaruan hidup dalam kehidupan Jemaat di Kolese, menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru yang terus-menerus dibarui (10).ini memerlukan sebuah Proses pembaruan dari kebiasaan-kebiasaan manusia lama menuju manusia baru dan hal ini perlu dilengkapi dengan adanya hal-hal yang harus dibuang dan hal-hal apa yang perlu dilaksanakan secara terus-menerus. Apa yang dilakukan oleh manusia lama digambarkan melalui sebuah daftar yang gamblang (5, 8, 9). Kemudian, bagi manusia baru pun sebuah daftar tentang apa saja yang harus dilakukan sudah diberikan oleh Paulus (12-15).
Nah bagaimana dengan kehidupan kita sebagai jemaat Tuhan apakah kita sebagai orang percaya yang masih bergumul dengan manusia Lama kita/atau kebiasaan-kebiasaan lama yang menggingat kita sehingga kita sulit untuk berubah,,karena itu bapak ibu saudara jika kita ingin hidup dalam pembaharuan hidup yang benar dalam Kristus seperti yang di jelaskan oleh Paulus dalam kolese ini maka kita perlu proses dan penyerahan diri secara total kepada Allah untuk bisaa merubah hidup kita,,,,oleh sebab itu apa yang harus kita buang dari dalam hidup kita yang menghalangi permbaharuan tersebut:
Mari kita melihat apa yang harus di buang oleh kita:
I. KESERAKAHAN, YANG SAMA DENGAN PENYEMBAHAN BERHALA. Kol 3:5
Apakah penyembahan berhala itu ?
1) Yaitu, membiarkan hal-hal lain menjadi pusat dari keinginan, nilai, dan ketergantungan seorang sehingga tidak lagi bergantung dan beriman pada Allah sendiri (bd. Kel 20:3-6; Ul 7:25-26; Yes 40:18-23; Karena itulah keserakahan disebut penyembahan berhala.
2) Penyembahan berhala dapat meliputi hal mengaku setia kepada Allah dan Firman-Nya sedangkan pada saat yang sama memberikan kesetiaan yang setara atau yang lebih besar kepada orang-orang, lembaga, tradisi, atau penguasa di bumi ini. Tidak sesuatu pun boleh lebih diutamakan daripada hubungan yang setia kepada Allah dan Firman-Nya seperti yang dinyatakan di dalam Alkitab (Rom 1:22-23; Ef 5:5).
II. matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi // percabulan // keserakahan; // penyembahan berhala
Yang dimaksudkan dengan matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi mungkin adalah berbagai sikap dan tindakan jasmaniah yang merupakan ungkapan "manusia lama" (Bruce; bdg. Rm. 7:23; 8:13), bukan organ-organ tubuh secara harfiah yang dimanfaatkan untuk melakukan hal-hal yang dursila, (Moule; bdg. I Kor. 6:15). Dengan demikian yang termasuk seperti halnya percabulan adalah dosa keserakahan; keinginan memiliki yang tak terkendali atau pengutamaan diri. Mungkin yang paling diperlukan oleh kalangan Kristen ialah janji untuk tidak memiliki apa-apa dan doa agar dilepaskan dari ikatan materi dan dari ambisi (pikiran ini berasal dari A. W. Tozer). Menyebut keserakahan sebagai penyembahan berhala tidak terlalu keras jika diingat bahwa pada saat kita sangat ingin memiliki sesuatu. maka hal itu sebetulnya memiliki sebagian dari diri kita.
Kol 3:6 - Murka
6. Murka (orge; bdg. TWNT, V, khususnya hlm. 419-448) sering kali dikaitkan dengan kemarahan (thymos), kadang-kadang bila dikaitkan dengan Allah (Rm. 2:8; bdg. Why. 16:19; 19:15). Bagi manusia, murka bukan sesuatu yang dilarang secara mutlak, berbeda dengan doktrin apatheia dari golongan Stoa (lihat Ef. 4:26; bdg. I Kor. 14:20; Yoh. 2:13-17; Yak. 1:19, 20). Sekalipun demikian Paulus melukiskannya secara ciri khas dari "manusia lama" (3:8; Ef. 4:31; bdg. Rm. 12:19).
Konsep Murka Allah bukan merupakan sisa dari ideologi Perjanjian Lama yang primitif. Murka Allah merupakan dasar dari takut akan Allah (Ibr. 10:31; Yak. 4:12; Mat. 10:28); dan murka di sini juga jangan dipandang sebagai perasaan yang bersifat sementara, tetapi sebagai watak yang tetap, sebuah prinsip retribusi (Rm. 1:18; 3:5; 9:22; bdg. Yoh. 3:36; Ibr. 3:11), tidak jauh berbeda dengan murka seorang penguasa di dunia (Rm. 13:4, 5; I Tes. 1:10). Murka Allah sama sekali bukan meniadakan kasih-Nya, melainkan justru menegaskannya. Sebab tanpa keadilan maka kemurahan hati kehilangan makna (bdg. R. V. G. Tasker, The Biblical Doctrine of the Wrath of God).
Kol 3:7-8 - Yang keluar dari mulutmu
7, 8. Bandingkan 2:6. Yang keluar dari mulutmu mungkin mengacu kepada semua dosa yang terdaftar. Dosa yang kelihatan itu menular, dan kemampuan untuk mengendalikannya merupakan langkah yang panjang menuju kelepasan darinya. Hal-hal seperti inilah yang harus kita buang dari dalam hidup dan apa yang harus kita lakukan supaya bisa di perbaharui:
Nah hal-hal yang di perlukan dalam pembaharuan Hidup adalah:
I. PERKATAAN KRISTUS DIAM ... DI ANTARA KAMU. ( Kol 3:16)
Perkataan Kristus (yaitu, Alkitab) harus selalu dibaca, dipelajari, direnungkan, dan didoakan sehingga diam di dalam kita dengan segala kekayaannya. Bila ini menjadi pengalaman kita, maka pikiran, perkataan, perbuatan, dan motivasi kita akan dipengaruhi dan dikuasai oleh Kristus (Mazm 119:11; Yoh 15:7; 1Kor 15:2). Mazmur, kidung puji-pujian, dan nyanyian rohani hendaknya digunakan untuk mengajarkan Firman Tuhan dan mengingatkan orang percaya untuk hidup taat kepada Kristus : Ef 5:19
II. SEGALA SESUATU YANG KAMU LAKUKAN DENGAN PERKATAAN ATAU PERBUATAN LAKUKANLAH UNTUK TUHAN. ( Kol 3:17
Alkitab memberikan prinsip-prinsip umum yang mengizinkan orang percaya yang dipimpin oleh Roh untuk melakukan sesuatu dengan berpatokan pada kebenaran Firman Allah. Dalam segala sesuatu yang kita katakan, lakukan, baik melalui pikirkan maka lakukanlah hal itu untuk kemulian Tuhan kita ha
1)lakukan untuk kemuliaan Allah (1Kor 10:31)?
2) lakukan "dalam nama Tuhan Yesus" seraya memohon berkat-Nya atas kegiatan itu ( Yoh 14:13)?
3) lakukan dengan sungguh-sungguh dan mengucap syukur kepada Allah?
4) Apakah hal itu suatu tindakan bersifat Kristen (1Yoh 2:6)?
5) Apakah hal itu akan melemahkan keyakinan yang sungguh-sungguh dari orang Kristen lainnya ( 1Kor 8:1)?
6) Apakah akan melemahkan keinginan saya akan hal-hal rohani, Firman Allah, dan doa (Luk 8:14; Mat 5:6)?
7) Apakah hal itu akan melemahkan atau menghalangi kesaksian saya bagi Kristus (Mat 5:13-16)?
Oleh sebab itu yang di maksud dengan Menanggalkan (apekdysamenoi), mengacu kepada saat pertobatan, mengandung arti melepaskan, seperti melepas gaun, dan menghukum manusia lama, yaitu dengan mengidentifikasikan diri dengan Kristus dalam kematian-Nya (lih. taf. 2:15). Neon (baru) atau, seperti di bagian lain, kainos (mis. Ef. 4:24), ditafsirkan menurut frasa sesudahnya yang terus-menerus diperbaharui. Maksudnya, kehidupan bersama "di dalam Kristus" makin teraktualisasikan di dalam diri individu Kristen (bdg. II Kor. 3:18; lih. Pendahuluan). Dengan demikian, gambar Allah, yang gagal direalisasikan oleh Adam pertama, kini sedang digenapi di dalam putra-putra Adam kedua (bdg. Kej. 1:26; Ibr. 2:5 dst.; Rm. 8:29; I Kor. 15:45 dst.). Ini berarti bahwa orang-orang percaya bukan saja telah mengenakan sifat-sifat yang baru namun sedang mengalami suatu perubahan psikologis yang pada saat parousia Kristus, yakni pada kedatangan-Nya yang kedua kali, akan kelihatan dalam kesempurnaannya (Rm. 12:2; I Kor. 15:53). Hidup di dalam nama Tuhan Yesus meniadakan perlunya peraturan; motivasi batiniah yang menggantikan norma-norma lahiriah. Dengan demikian ketuhanan Kristus atas seluruh bidang kehidupan menjadi nyata. Ketuhanan-Nya bukan hanya menunjukkan sebuah cara bertingkah laku, tetapi suatu sikap terhadap hidup: dengan secara sadar memikirkan kehendak Kristus, tindakan orang menjadi ungkapan ucapan syukur kepada Kristus. Peraturan-peraturan lahiriah walaupun baik tidak akan pernah memadai untuk semua situasi: "peraturan" Kristus yang ada di dalam hati merupakan satu-satunya pedoman yang memadai hidup yang mau untuk di perbaharui (bdg. I Kor. 10:31Gal. 5:18.
Marilah kita memohon agar Tuhan menguasai hati kita dengan Roh dan firman-Nya supaya hidup kita terus diperbaharui oleh Allah dalam Kristus Yesus. Amin..........

Tidak ada komentar:
Posting Komentar