JANJI TUHAN KEPADA UMAT YANG SETIA (Senin, 28 Oktober 2013)
Ulangan 26:16-19
Dalam nas ini, Musa menantang umat Israel untuk mengikrarkan ulang
komitmen mereka untuk setia kepada Tuhan, sama seperti ikrar orang tua
mereka dengan TUHAN di Sinai empat puluh tahun silam (Kel. 19-24). Tuhan
akan menjadi Allah Israel dan Israel menjadi umat Tuhan, asal Israel
menepati perintah-perintah Tuhan. Bila mereka setia dan taat kepada
Tuhan, maka kepemilikan penuh atas tanah perjanjian itu akan terwujud.
Meski banyak musuh yang berusaha mengalahkan mereka, sepanjang umat
setia kepada Tuhan maka tak ada satu musuh pun yang dapat mengalahkan
mereka. Telah terbukti bahwa Allah menggenapi janji-Nya kepada Israel,
meski hal itu memakan waktu lama karena semua itu terjadi berdasarkan
waktu Tuhan sendiri. Oleh karena itu diperlukan kesetiaan untuk menantikan saatnya tiba. Lalu bagaimana kita menantikan penggenapan janji Tuhan?
Pertama, percayalah kepada Tuhan, sang Pemberi janji. Sebuah janji
tidak bermakna apa-apa jika sang pemberi janji bukanlah pribadi yang
layak dipercaya. Belajarlah untuk melihat penggenapan janji Tuhan lewat
cara dan waktu-Nya. Hal yang sering membuat kita tidak sabar menantikan
janji Tuhan adalah karena kita ingin janji itu digenapi lewat cara dan
waku kita, bukan lewat cara dan waktu-Nya. Maka belajarlah untuk
mempercayai janji-Nya dan percaya bahwa cara dan waktu-Nya selalu yang
terbaik bagi kita. Dan dalam penantian akan penggenapan janji itu,
latihlah diri untuk selalu taat akan firmanNya.
Kedua,
bersandarlah kepada kehendak Tuhan, bukan kepada pengertian diri
sendiri. Pada waktu kita bersandar pada pengertian kita sendiri, maka
sebenarnya kita sedang tidak mempercayai Tuhan sama sekali. Kita ijinkan
pikiran kita mengontrol kita, dan akibatnya kita menikmati buahnya;
yaitu kehidupan yang frustasi, bingung dan kacau. Banyak orang Kristen
hidup seperti ini. Setiap kali menghadapi tantangan, secara otomatis dia
membuat pertimbangan; akibatnya hidupnya penuh dengan kemarahan,
emosionil dan mudah tersinggung.
Ketiga, berjalanlah
terus-menerus sesuai dengan rencana Tuhan. Ketika kita percaya kepada
Tuhan maka kita sedang menuju penggenapan janji Tuhan. Kita perlu
terus-menerus belajar berjalan sesuai dengan rencana Tuhan dan bukan
pendapat kita sendiri. Berhentilah mengatasi situasi kita dengan
kekuatan kita sendiri. Sebaliknya percayalah kepada Tuhan! Yang Tuhan
kehendaki dari kita adalah ketaatan kita. Amin!
JANJI TUHAN KEPADA UMAT YANG SETIA (Senin, 28 Oktober 2013)
Ulangan 26:16-19
Dalam nas ini, Musa menantang umat Israel untuk mengikrarkan ulang komitmen mereka untuk setia kepada Tuhan, sama seperti ikrar orang tua mereka dengan TUHAN di Sinai empat puluh tahun silam (Kel. 19-24). Tuhan akan menjadi Allah Israel dan Israel menjadi umat Tuhan, asal Israel menepati perintah-perintah Tuhan. Bila mereka setia dan taat kepada Tuhan, maka kepemilikan penuh atas tanah perjanjian itu akan terwujud. Meski banyak musuh yang berusaha mengalahkan mereka, sepanjang umat setia kepada Tuhan maka tak ada satu musuh pun yang dapat mengalahkan mereka. Telah terbukti bahwa Allah menggenapi janji-Nya kepada Israel, meski hal itu memakan waktu lama karena semua itu terjadi berdasarkan waktu Tuhan sendiri. Oleh karena itu diperlukan kesetiaan untuk menantikan saatnya tiba. Lalu bagaimana kita menantikan penggenapan janji Tuhan?
Pertama, percayalah kepada Tuhan, sang Pemberi janji. Sebuah janji tidak bermakna apa-apa jika sang pemberi janji bukanlah pribadi yang layak dipercaya. Belajarlah untuk melihat penggenapan janji Tuhan lewat cara dan waktu-Nya. Hal yang sering membuat kita tidak sabar menantikan janji Tuhan adalah karena kita ingin janji itu digenapi lewat cara dan waku kita, bukan lewat cara dan waktu-Nya. Maka belajarlah untuk mempercayai janji-Nya dan percaya bahwa cara dan waktu-Nya selalu yang terbaik bagi kita. Dan dalam penantian akan penggenapan janji itu, latihlah diri untuk selalu taat akan firmanNya.
Kedua, bersandarlah kepada kehendak Tuhan, bukan kepada pengertian diri sendiri. Pada waktu kita bersandar pada pengertian kita sendiri, maka sebenarnya kita sedang tidak mempercayai Tuhan sama sekali. Kita ijinkan pikiran kita mengontrol kita, dan akibatnya kita menikmati buahnya; yaitu kehidupan yang frustasi, bingung dan kacau. Banyak orang Kristen hidup seperti ini. Setiap kali menghadapi tantangan, secara otomatis dia membuat pertimbangan; akibatnya hidupnya penuh dengan kemarahan, emosionil dan mudah tersinggung.
Ketiga, berjalanlah terus-menerus sesuai dengan rencana Tuhan. Ketika kita percaya kepada Tuhan maka kita sedang menuju penggenapan janji Tuhan. Kita perlu terus-menerus belajar berjalan sesuai dengan rencana Tuhan dan bukan pendapat kita sendiri. Berhentilah mengatasi situasi kita dengan kekuatan kita sendiri. Sebaliknya percayalah kepada Tuhan! Yang Tuhan kehendaki dari kita adalah ketaatan kita. Amin!
Ulangan 26:16-19
Dalam nas ini, Musa menantang umat Israel untuk mengikrarkan ulang komitmen mereka untuk setia kepada Tuhan, sama seperti ikrar orang tua mereka dengan TUHAN di Sinai empat puluh tahun silam (Kel. 19-24). Tuhan akan menjadi Allah Israel dan Israel menjadi umat Tuhan, asal Israel menepati perintah-perintah Tuhan. Bila mereka setia dan taat kepada Tuhan, maka kepemilikan penuh atas tanah perjanjian itu akan terwujud. Meski banyak musuh yang berusaha mengalahkan mereka, sepanjang umat setia kepada Tuhan maka tak ada satu musuh pun yang dapat mengalahkan mereka. Telah terbukti bahwa Allah menggenapi janji-Nya kepada Israel, meski hal itu memakan waktu lama karena semua itu terjadi berdasarkan waktu Tuhan sendiri. Oleh karena itu diperlukan kesetiaan untuk menantikan saatnya tiba. Lalu bagaimana kita menantikan penggenapan janji Tuhan?
Pertama, percayalah kepada Tuhan, sang Pemberi janji. Sebuah janji tidak bermakna apa-apa jika sang pemberi janji bukanlah pribadi yang layak dipercaya. Belajarlah untuk melihat penggenapan janji Tuhan lewat cara dan waktu-Nya. Hal yang sering membuat kita tidak sabar menantikan janji Tuhan adalah karena kita ingin janji itu digenapi lewat cara dan waku kita, bukan lewat cara dan waktu-Nya. Maka belajarlah untuk mempercayai janji-Nya dan percaya bahwa cara dan waktu-Nya selalu yang terbaik bagi kita. Dan dalam penantian akan penggenapan janji itu, latihlah diri untuk selalu taat akan firmanNya.
Kedua, bersandarlah kepada kehendak Tuhan, bukan kepada pengertian diri sendiri. Pada waktu kita bersandar pada pengertian kita sendiri, maka sebenarnya kita sedang tidak mempercayai Tuhan sama sekali. Kita ijinkan pikiran kita mengontrol kita, dan akibatnya kita menikmati buahnya; yaitu kehidupan yang frustasi, bingung dan kacau. Banyak orang Kristen hidup seperti ini. Setiap kali menghadapi tantangan, secara otomatis dia membuat pertimbangan; akibatnya hidupnya penuh dengan kemarahan, emosionil dan mudah tersinggung.
Ketiga, berjalanlah terus-menerus sesuai dengan rencana Tuhan. Ketika kita percaya kepada Tuhan maka kita sedang menuju penggenapan janji Tuhan. Kita perlu terus-menerus belajar berjalan sesuai dengan rencana Tuhan dan bukan pendapat kita sendiri. Berhentilah mengatasi situasi kita dengan kekuatan kita sendiri. Sebaliknya percayalah kepada Tuhan! Yang Tuhan kehendaki dari kita adalah ketaatan kita. Amin!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar