DAMPAK NEGATIF PERKAWINAN BEDA KEYAKINAN (Rabu, 30 Oktober 2013)
Ezra 10:1-44
Perkawinan campur dalam kenyataannya memang banyak dampak negatifnya.
Apa dampak negativ dan bahaya kawin campur itu sebenarnya? Bagaimana
pandangan Alkitab tentang hal ini? Saudara, Alkitab dengan jelas
menyatakan bahwa terang dan gelap tidak dapat bersatu. Kalau bersatu
akan jadi abu -abu alias tidak jelas. Pernikahan pertama terjadi di
taman eden antara pria dan wanita yang dimaksud menjadi satu daging
bukan hanya secara jasmani alias sex, tapi juga dalam pengertian satu
iman, satu tujuan. Jadi keduanya harus satu agama atau keyakian. Apa
dampak negatif kawin campur? Ini yang sangat jelas! Anak -anak
keturunannya akan mengalami kebingungan karena ada dua agama atau
kepercayaan dalam satu keluarga!
Tentu saja hal demikian menyebabkan mereka tidak mendapatkan pendidikan
moral secara benar. Sebagai akibatnya maka akan timbul kerawanan dalam
diri anak. Agama yang mana yang aku ikuti? Agama papa atau agama mama
yang akan di ikuti? Hal ini juga sering menimbulkan keributan dalam
keluarga yang ahirnya dapat memicu terjadinya perceraian. Biasanya jika
hal itu terjadi maka akhirnya yang menjadi tentulah pada anak juga.
Karena itu pasti ada ketidakcocokan dan Firman Tuhan sebagai
pemersatunya. Ketidakcocokannya tidak bisa dipersatukan kan. Bisa
dibayangkan kalau menikah dengan bukan anak Tuhan. Oh….., pasti beda
banget… Pada hakikatnya di dalam perkawinan, suami-istri bersama-sama
berupaya untuk mewujudkan persekutuan hidup dan cinta kasih dalam semua
aspek dan dimensinya: personal-manusiawi dan spiritual-religius
sekaligus. Dalam soal perkawinan, ada dua faktor penting yang menjadi
norma kehidupan sebagai umat Tuhan.
Hal yang pertama adalah
adalah soal iman. Iman adalah suatu nilai yang amat tinggi, yang perlu
dilindungi dengan cinta dan bakti. Iman adalah sebuah norma moral dasar
yang perlu diindahkan, yakni bahwa setiap orang dilarang melakukan
sesuatu yang membahayakan imannya. Agar persekutuan semacam itu bisa
dicapai dengan lebih mudah, maka Allah menghendaki agar umatnya memilih
pasangan yang seiman, mengingat bahwa iman berpengaruh sangat kuat
terhadap kesatuan lahir-batin suami-istri, pendidikan anak dan
kesejahteraan keluarga.
Hal yang kedua dalam perkawinan adalah
soal kasih. Kasih yang selalu terikat pada pribadi. Banyak calon
pasangan sungguh tidak siap memasuki hidup perkawinan dan keluarga. Kaum
muda perlu mempersiapan hidup perkawinan sejak dini. Perlu memahami apa
itu tujuan perkawinan, sifat-sifat hakiki perkawinan Kristen. Perlu
juga mengetahui halangan-halangan perkawinan, dan sebagainya. Karena itu
hendaknya kaum muda lebih memahami makna, hakikat, dan tujuan
perkawinan itu sesungguhnya, serta mempersiapkan diri ke arah itu dengan
lebih baik. Dan tentu saja, urusan pasangan hidup, kiranya tetap tekun
memohon kasih karunia Tuhan. Amin!
(Pdt.Kristinus Unting)
DAMPAK NEGATIF PERKAWINAN BEDA KEYAKINAN (Rabu, 30 Oktober 2013)
Ezra 10:1-44
Perkawinan campur dalam kenyataannya memang banyak dampak negatifnya. Apa dampak negativ dan bahaya kawin campur itu sebenarnya? Bagaimana pandangan Alkitab tentang hal ini? Saudara, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa terang dan gelap tidak dapat bersatu. Kalau bersatu akan jadi abu -abu alias tidak jelas. Pernikahan pertama terjadi di taman eden antara pria dan wanita yang dimaksud menjadi satu daging bukan hanya secara jasmani alias sex, tapi juga dalam pengertian satu iman, satu tujuan. Jadi keduanya harus satu agama atau keyakian. Apa dampak negatif kawin campur? Ini yang sangat jelas! Anak -anak keturunannya akan mengalami kebingungan karena ada dua agama atau kepercayaan dalam satu keluarga!
Tentu saja hal demikian menyebabkan mereka tidak mendapatkan pendidikan moral secara benar. Sebagai akibatnya maka akan timbul kerawanan dalam diri anak. Agama yang mana yang aku ikuti? Agama papa atau agama mama yang akan di ikuti? Hal ini juga sering menimbulkan keributan dalam keluarga yang ahirnya dapat memicu terjadinya perceraian. Biasanya jika hal itu terjadi maka akhirnya yang menjadi tentulah pada anak juga.
Karena itu pasti ada ketidakcocokan dan Firman Tuhan sebagai pemersatunya. Ketidakcocokannya tidak bisa dipersatukan kan. Bisa dibayangkan kalau menikah dengan bukan anak Tuhan. Oh….., pasti beda banget… Pada hakikatnya di dalam perkawinan, suami-istri bersama-sama berupaya untuk mewujudkan persekutuan hidup dan cinta kasih dalam semua aspek dan dimensinya: personal-manusiawi dan spiritual-religius sekaligus. Dalam soal perkawinan, ada dua faktor penting yang menjadi norma kehidupan sebagai umat Tuhan.
Hal yang pertama adalah adalah soal iman. Iman adalah suatu nilai yang amat tinggi, yang perlu dilindungi dengan cinta dan bakti. Iman adalah sebuah norma moral dasar yang perlu diindahkan, yakni bahwa setiap orang dilarang melakukan sesuatu yang membahayakan imannya. Agar persekutuan semacam itu bisa dicapai dengan lebih mudah, maka Allah menghendaki agar umatnya memilih pasangan yang seiman, mengingat bahwa iman berpengaruh sangat kuat terhadap kesatuan lahir-batin suami-istri, pendidikan anak dan kesejahteraan keluarga.
Hal yang kedua dalam perkawinan adalah soal kasih. Kasih yang selalu terikat pada pribadi. Banyak calon pasangan sungguh tidak siap memasuki hidup perkawinan dan keluarga. Kaum muda perlu mempersiapan hidup perkawinan sejak dini. Perlu memahami apa itu tujuan perkawinan, sifat-sifat hakiki perkawinan Kristen. Perlu juga mengetahui halangan-halangan perkawinan, dan sebagainya. Karena itu hendaknya kaum muda lebih memahami makna, hakikat, dan tujuan perkawinan itu sesungguhnya, serta mempersiapkan diri ke arah itu dengan lebih baik. Dan tentu saja, urusan pasangan hidup, kiranya tetap tekun memohon kasih karunia Tuhan. Amin!
(Pdt.Kristinus Unting)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar