KITA ADALAH PAPAN PENUNJUK JALAN KEPADA KRISTUS (Minggu, 08 Desember 2013)
Masyarakat Yahudi di zaman Yohanes sedang berada kondisi terjajah oleh
pemerintah Romawi. Sebagai bangsa yang terjajah, maka kehadiran pemimpin
yang berkharisma, sangatlah dinantikan untuk membawa mereka pada alam
kebebasan. Ditengah situasi yang memprihantinkan ini, tampillah Yohanes
dengan ajakan untuk bertobat, sebab katanya kerajaan Allah sudah dekat.
Ajakan ini tentulah memancing perhatian masyarakat luas.
Orang banyak menjadi penasaran. Mereka bertanya,”Siapakah engkau?
Pertanyaan itu singkat dan sederhana, namun mengandung pengertian yang
dalam, karena tidak hanya menanyakan nama dan alamat. Tetapi menyangkut
semua identitas diri Yohanes. Menanggapi pertanyaan ini, Yohanes
menjawab bahwa ia bukan Mesias (ay.20). Kalau demikian, apakah dia Elia,
atau nabi yang akan datang?. Tetapi Yohanes menjawab, bukan. Orang
Farisi terus mendesaknya, kalau bukan Mesias, Elia atau nabi yang akan
datang, mengapa ia membaptiskan orang, karena yang boleh membatis
hanyalah seorang nabi.
Yohanes menjawab,”Akulah suara orang
yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan, seperti yang
dikatakan nabi Yesaya” (Yes. 40:3). Jawaban Yohanes apa adanya
terhadap dirinya mengajak kepada setiap orang percaya yang ingin
memperkenalkan Tuhan, agar tidak mengarahkan perhatian kepada dirinya
sendiri. Tetapi setiap kali orang percaya terlibat dalam pekerjaan
Tuhan, maka hendaknya selalu mengarahkan perhatian pendengarnya kepada
Yesus Kristus yang adalah pokok pemberitaan orang-orang percaya. Peluang
menjadi orang yang terkenal, dan dihormati seperti Yohanes tentu sangat
besar. Namun dia tidak memanfaatkan kekaguman orang banyak untuk
kepentingan pribadinya. Yohanes pembaptis adalah seumpama papan penunjuk
jalan atau penunjuk arah. Sebagai papan penunjuk jalan dia harus
mengarahkan setiap orang kepada Kristus.
Demikian pula kepada
setiap orang percaya. Kehadiran kita baik sebagai individu maupun
persekutuan di tengah masyarakat, juga seumpama papan penunjuk jalan,
agar setiap orang yang ingin mengenal Yesus Kristus dapat sampai
kepada-Nya. Sebagai papan penunjuk jalan, maka mustahil kehadiran kita
berada di tengah jalan, sebab kalau papan penunjuk jalan berdiri di
tengah jalan, maka kita bukan lagi penunjuk jalan yang benar, tetapi
akan menjadi penghalang jalan orang kepada Kristus.
Kita sudah
memasuki minggu Adventus pertama. Adven adalah merupakan masa penantian
yang diisi dengan persiapann hati dan pikiran kita menyambut kedatangan
putra Allah. Masa Advenus akan bermakna, jika kita sungguh-sungguh
mempersiapkan jalan kepada setiap orang untuk menerima dan melahirkan
Kristus dalam hati kita masing-masing.
Pdt. Dermawisata J. Baen, MTh.
Terus perbaharui informasi blog, semoga semakin menjadi berkat bagi banyak orang
BalasHapusHalelujah,Terpujilah Tuhan pemilik atas segalanya..... Lebih lagi memberkati di dalam block ini, dan menambah refrensi refrensi alkitab dan ayat" yang lain.... Tetap semangat Tuhan Yesus memberkati.
BalasHapus