JANGAN PERSAMAKAN ALLAH DENGAN PARA DEWA (Jumat, 06 Desember 2013).
Semua agama dan kepercayaan mengakui memiliki Tuhan yang sejati. Hal
itu membuat sebagian orang cenderung bersikap exsklusif. Firaun
memiliki keyakinan bahwa para dewanya mampu menandingi Allah Israel.
Bagi Musa dan Harun, Firaun harus tunduk kepada kedaulatan Allah mereka.
Karena itu setiap kali tulah Tuhan mengenai Firaun dan bangsanya, Musa
selalu berkata “Supaya Tuanku mengetahui, bahwa tidak ada yang seperti
Tuhan, Allah kami”. Inti dari kalimat ini bahwa Tuhan menegaskan kepada
Firaun dan bangsanya bahwa Tuhan umat Israel adalah Allah yang sejati.
Karena itu meskipun para ahli jampi Fiarun dapat berbuat mirip seperti
mujizat, namun mereka selalu dikalahkan oleh kekuatan mujizat Tuhan.
Pada tulah kedua orang Mesir direpotkan oleh katak. Padahal, katak bagi
orang Mesir termasuk binatang dikeramatkan dan diasosiasikan dengan
dewa Hapi dan dewi Heqt, untuk membantu proses kelahiran seorang anak.
Mungkin hal ini yang menyebabkan Firaun malah memerintahkan para ahli
sihirnya untuk membuat katak-katak yang lain. Katak memang berhasil
dibuat, tetapi apa akibatnya? Firaun bukannya berhasil memusnahkan tulah
katak, tetapi malah menambah populasi katak semakin tak terkendali lagi
(7). Sadar ancaman yang serius ini, Firaun menyerah sesaat dan
mengizinkan umat Israel pergi beribadah kepada Tuhan di padang gurun.
Namun ternyata hal itu bukan keluar dari hati yang sungguh-sungguh
takluk kepada Tuhan. Setelah Mesir dilepaskan dari tulah katak, Firaun
segera menarik kembali janjinya. Namun Tuhan tidak dapat dipermainkan
oleh siapa pun. Tuhan kembali mengirimkan tulah-Nya yang ketiga yakni
nyamuk seperti debu menghinggapi manusia dan segala ternak orang Mesir.
Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa Tuhan berkuasa, dari segala para
dewa di dunia ini, karena itu jangan permainkan Tuhan dengan janji yang
tidak ditepati dan jangan persamakan Tuhan dengan ilah yang murahan.
Tidak jarang anak Tuhan saat sakit maupun dirundung masalah, berjanji
akan menyerahkan hidupnya dalam pimpinan Tuhan. Namun ketika waktu telah
berlalu, ia menarik kembali janjinya atau pura-pura lupa akan janji
itu. Segala rencana dan upaya apapun yang berupaya mengelabui Tuhan
seperti yang dibuat Firaun tidak akan berhasil, malah semakin menampah
kesengsaraan dan malapetaka yang semakin hebat. Demikian pula dalam
hidup kita, Allah jangan disamakan atau diperlakukan seperti para dewa,
sehingga kita dapat bernegosiasi dan membujuk-Nya dengan daya upaya
manusia. Tuhan tidak suka dipermainkan. Firman-Nya, “Jangan sesat! Allah
tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang,
itu juga yang akan dituainya” (Gal. 6:7).
Pdt Dermawisata J. Baen , MTh
Tks telah memuat tulisan saya. Semoga menjadi berkat bagi banyak orang. Teruskan menyuarakan kebenaran firman-Nya
BalasHapus