SYALOM

SYALOM..KARENA BAGIKU HIDUP ADALAH KRISTUS DAN MATI ADALAH KEUNTUNGAN (FILIPI. 1:21)

Jumat, 08 November 2013

mengapa harus ada penyesatan

MENGAPA HARUS ADA PENYESATAN? (Senin, 04 Nopember 2013).
Matius 18:6-11

Mengawali renungan ini tentu dibenak kita ada pertanyaan “ mengapa harus ada penyesatan?” sebab menurut pemikiran kita perbuatan ini adalah perbuatan yang salah, negative atau jahat. Namun, mari kita renungkan apa kata nas kita hari ini.

1. Penyesatan berarti menyebabkan orang terperangkap atau terjerat oleh dosa. Penyesatan mengakibatkan orang menjadi tersesat adalah mengajarkan hal-hal yang salah/sesat, tidak mengajarkan hal-hal yang benar, dan memberikan teladan hidup yang jelek. Hukuman bagi orang yang menyesatkan anak-anak (orang kecil/sederhana). Orang-orang kecil/sederhana dalam pengertian yang luas adalah orang yang miskin, orang yang memiliki status social yang rendah, orang yang berpendidikan dan pengetahuan yang terbatas dan tentunya anak-anak kecil. Orang-orang yang kecil dalam nas ini bisa saja disamakan dengan anak-anak karena mereka tergolong masih lemah imannya. Dimana anak-anak masih membutuhkan pengajaran dan didikan yang sungguh-sungguh dari orang tua. Dan kadang-kadang karena kelemahan/kepolosan mereka ini mudah sekali disesatkan. Hal inilah yang menjadi perhatian Tuhan Yesus, sehingga ketika ada orang yang menyesatkan orang-orang semacam ini maka teguran Tuhan Yesus sangat keras. Walaupun di dunia ini memang “harus ada penyesatan”, yang artinya jelas menunjukan bahwa hal itu sudah ditentukan untuk terjadi (bdk. Luk 22:22- seperti yang telah ditetapkan; 1 Kor 11: 19- harus ada perpecahan ). Dengan kata “harus ada penyesatan” bukan berarti bahwa orang yang sesat atau yang menyesatkan dianggap tidak bersalah atau tidak perlu bertanggung jawab. Namun kata “celaka” ini jelas menunjukan bahwa mereka bertanggung jawab atas penyesatan/dosa mereka dan itu bukan berarti kita boleh membiarkan orang-orang yang tersesat. Karena itu celakalah bagi orang yang mengadakannya/melakukan penyesatan terhadap orang lain. Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk berhati-hati supaya tidak menyesatkan orang lain terutama anak-anak atau orang yang baru bertobat.

2. Apa hukuman bagi orang yang menyesatkan anak-anak dan orang yang lemah ini? Hukuman bagi orang yang menyesatkan anak-anak atau orang yang lemah adalah batu kilangan diikat pada lehernya lalu ditenggelamkan ke dalam laut ( ayat 6 ). Di Israel ada dua macam batu kilangan : ada batu kilangan yang kecil yang digunakan dengan tangan oleh kaum perempuan dan batu kilangan yang besar sehingga membutuhkan keledai untuk memutarnya. Batu kilangan di gunakan untuk mengiling gandum. Dan batu kilangan yang besar inilah yang di ikatkan dileher, yang sangat berat dan tidak bisa selamat apabila dijatuhkan ke dalam laut.

3. Dalam ayat 8-9 ini, diungkapkan cara atau perintah Tuhan Yesus agar penyesatan itu tidak ada. Melalui hal ini kita mengetahui mata, tangan, kaki menggambarkan hal-hal yang kita cintai, wujudnya bermacam-macam seperti hobbi, pekerjaan, pendidikan, dll. Tetapi jikalau hal-hal yang kita cintai itu membawa/menjatuhkan kita kedalam dosa, maka kita harus rela membuangnya. Tuhan Yesus menuntut pengorbanan untuk mematikan keinginan dosa dan nafsu. Memang tidak mudah pengorbanan yang dituntut dalam nas ini, tetapi memberi arti yang mendalam bahwa kehidupan dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus menunut kesungguhan sepenuh hati, tidak setengah-setengah.

4. Tuhan Yesus mengungkapkan bahwa setiap anak-anak memiliki malaikat penjaga (ayat 10; bdk Mzm 34: . Orang yang percaya kepada Yesus Kristus akan dilindungi sehingga Tuhan Yesus menekankan dan memperingati murid-murid-Nya dan siapapun yang mengajar anak-anak dan orang-orang kecil atau orang percaya namun masih lemah imannya, harus berhati-hati karena selain ada hukuman, ada yang mengawasi. Tentu bukan hanya malaikat tetapi Bapa di sorga. Ini menunjukan bahwa Allah sangat mengasihi dan menghargai anak-anak atau orang yang masih lemah imannya.

Peringatan ini mengingatkan kita semua untuk waspada dengan apa yang ada di sekitar kita, akan bahayanya penyesatan. Dengan nasihat ini kita juga diingatkan agar jangan sampai karena perkataan atau perbuatan kita bisa membuat orang lain menjadi tersesat (terjerat/terperangkap oleh dosa). Jadikan pribadi atau keluarga kita menjadi berkat bagi orang lain sehingga orang merasa nyaman dan damai. Amin.

Pdt . Ina Ria Aty, STh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar